Kisah Pilu Titin, Warga Lebak Urusi Anaknya yang ODGJ di Rumah Rusak, Makan Andalkan Pemberian Warga
Inilah keadaan rumah milik Titin (45) warga Kampung Ranca Timah, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak yang rusak.
Penulis: Nurandi | Editor: Ahmad Haris
Laporan wartawan TribunBanten.com, Nurandi
TRIBUNBNATEN.COM, LEBAK - Inilah keadaan rumah milik Titin (45) warga Kampung Ranca Timah, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak yang rusak dan hampir ambruk.
Rumah peninggalan ayahnya tersebut, saat ini kondisinya sangat memprihatikan, dengan atap dan kayu yang sudah keropos.
Selain itu, kondisi lantai dan tembok rumah yang retak dan tidak terurus, membuat rumah tersebut tampak kumuh seperti tidak berpenghuni.
Baca juga: Waduh! Kasus Pasung ODGJ di Kabupaten Serang Capai 100 Lebih
Titin tinggal di rumah tersebut bersama kedua anaknya, yakni Jamaludin (23) dan Nurul Zakin (26) yang mengalami orang dalam gangguan jiwa (ODGJ), semenjak terserempet kereta pada tahun 2020.
Titin mengatakan, dirinya tidak berpergian untuk bekerja, karena harus mengurusi anaknya yakni Nurul Zakin atau yang akrab dipanggil Kinkin olehnya, yang mengalami gangguan jiwa.
"Tidak bisa kemana-mana, karena keadaan anak saya seperti ini, takutnya kenapa-kenapa jadi saya jagain dia rumah," katanya saat ditemui TribunBanten.com, Rabu (1/8/2022).
Bukan tanpa alasan, dirinya tidak mau meninggalkan anaknya tersebut. Tetapi sewaktu-waktu Nurul Zakin sering kali marah-marah, dan memukul tembok serta membenturkan dirinya pada lantai rumah.
"Kadang kan suka ngamuk dan marah-marah, ini plafon dan lantai rumah juga sama dia, itu dipukul dan ditarik keramiknya," ujarnya saat berada di rumahnya.
Dengan kondisi tersebut, Titin dan Jamaluddin sehari-hari tinggal di rumah yang kondisinya sudah rapuh.
Titin juga mengungkapkan, saat kondisi hujan, rumahnya sering kali menjadi langganan banjir, karena kondisi atap yang sudah berlubang, selain itu kondisi rumahnya dekat empang dan sawah.
"Kalau hujan banjir, air masuk ke dalam rumah, terus kita juga tidur paling tidur meja, atau tempat yang aman. Kalau misalnya banjirnya tinggi kita sebisa mungkin melindungi diri aja," katanya.
Sementara, Jamaluddin anak bungsu dari Titin mengatakan, dirinya yang saat ini berjualan layangan, dan menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi keluarga.
"Kalo makan sehari-hari paling kalau ada dari hasil jualan, sebelumnya tidak bisa apa-apa karena harus bantu ibu yang sakit-sakitan, dan ngurus kakak juga," ujarnya.
Baca juga: Pilu Tukang Becak di Lebak, Ditemukan Tak Bernyawa saat Sedang Duduk Menunggu Penumpang
Dirinya menceritakan, dagangan sehari-hari tidak cukup untuk membeli makan.
Setiap hari dirinya bersama ibunya mengandalkan pemberian tentangga.
"Paling kita sehari-hari makan diberi sama tetangga yang datang ke sini, ngasih nasi atau sembako," katanya.
Saat ini Jamaluddin bersama Ibu dan kakak berjuang memenuhi kebutuhan hidup, di tengah keterbatasan dengan kondisi rumah yang rusak dan makan mengandalkan pemberian tetangga.