Kasus Pembunuhan Brigadir J
TERBONGKAR Ini Sosok yang Ancam Bunuh Brigadir J Sebelum Ditembak Mati Ferdy Sambo
Sosok yang mengancam akan membunuh Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat sehari sebelum ditembak Ferdy Sambo akhirnya terungkap.
TRIBUNBANTEN.COM - Sosok yang mengancam akan membunuh Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat sehari sebelum ditembak Ferdy Sambo akhirnya terungkap.
Pengungkapan sosok yang mengancam Brigadir J dilontarkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan dan Pemantauan Choirul Anam mengungkapkan, pihak yang mengancam Brigadir J bukanlah orang lama.
Baca juga: Kondisi Anak-anak Ferdy Sambo Rentan Perundungan, Polri Akan Beri Pendampingan, KPAI: Jangan Bully!
Karena versi skuad lama hanyalah keterangan yang dilontarkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak.
Orang itu sopir Irjen Ferdy Sambo, yakini Kuat Maruf yang kini telah ditetapkan tersangka pembunuhan Brigadir J.
"Jadi itu komunikasi tanggal 7 (Juli 2022) malam. Siapa yang melakukan (ancaman) waktu itu? Kami tanya diancam oleh siapa? (Vera mengatakan) diancam oleh skuad-skuad," kata Anam dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senin (22/8/2022).
“Kami tanya, skuad ini siapa, apakah ADC ataukah penjaga, dan sebagainya? Sama-sama tidak tahu, saya juga nggak tahu yang dimaksud skuad waktu itu siapa," ujar Choirul Anam.
Setelah Komnas HAM melakukan pendalaman, diketahui bahwa yang dimaksud bukanlah skuad melainkan Kuat Maruf.
“Ujungnya nanti kita tahu bahwa yang dimaksud adalah Kuat Ma’ruf. Skuad ternyata si Kuat bukan skuad penjaga ternyata,” tuturnya.
Dalam kegiatan itu, Choirul Anam juga menjelaskan bahwa informasi dari Vera menjadi pegangan Komnas HAM sampai detik ini.
“Saudari Vera yang merupakan pacarnya Yosua. Awalnya keluarga bilang ada informasi dari Saudari Vera kalau Yosua mendapatkan ancaman untuk dibunuh," ujar dia.
Saat Komnas HAM berkomunikasi dengan Vera, didapatkanlah penjelasan tentang pengancaman tersebut.
Baca juga: 4 Lokasi Judi Digerebek Pasca Penangkapan Ferdy Sambo, Kapolri: Tanpa Toleransi ke Pejabat Polri
“Jadi kami berkomunikasi dengan Vera dan mendapatkan keterangan cukup detail, yang salah satu intinya adalah bahwa tanggal 7 (Juli 2022) malam memang ada ancaman pembunuhan.”
“Kurang lebih kalimatnya begini, jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P (Putri Candrawathi) karena membuat Ibu P sakit, dan kalau naik ke atas akan dibunuh,” imbuhnya.
Penjelasan Brigadir J Beda