BMKG Sebut Banten Memasuki Masa Pancaroba, Imbau Warga untuk Tetap Waspada
Menurut BMKG Klas I Serang, yang perlu diwaspadai pada musim pancaroba ini yaitu cuaca ekstrim seperti, angin kencang, hujan lebat dan disertai angin.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang menyebut, pada prakiraan musim tahun lalu, di September ini sudah memasuki masa pancaroba atau peralihan musim.
Hal tersebut dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi pada BMKG Kelas I Serang, Tarjono.
Menurut Trjono, yang perlu diwaspadai pada musim pancaroba ini, yaitu cuaca ekstrim seperti, angin kencang, hujan lebat, hujan lebat disertai petir, bahkan bisa sampai terjadi potensi huajn es.
Baca juga: Peringatan Gelombang Tinggi BMKG Rabu 7 September, Samudera Hindia Selatan Banten Capai 4 Meter
Tarjono mengatakan, Agustus dan September ini seharusnya memasuki puncak musim kemarau.
Namun, berdasarkan pantauannya, bahwa ditemukan adanya suhu muka air laut di Pasifik Tengah lebih dingin, dibandingkan dengan wilayah Indonesia.
Sehingga, mengakibatkan adanya suplay uap air ke wilayah Indonesia.
"Makanya masih sering terjadi hujan, kemudian ketika terjadi gangguan ikonik di wilayah Indonesia terutama banten maka itu akan mengakibatkan potensinya hujan," katanya saat dihubungi, Rabu (7/9/2022).
Seperti beberapa hari lalu, kata Tarjono, terpantau adanya belokan angin di wilayah Selat Sunda dan mempengaruhi cuaca.
"Tetapi, memang BMKG belum merilis, namun dipastikan saat ini sudah masuk musim pancaroba," katanya.
Tarjono mengatakan, pada September ini sebagian Provinsi Banten sudah memasuki musim penghujan seperti wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Selatan.
Sedangkan, untuk wilayah lainnya ,secara bertahap mulai menyusul.
"BMKG itu bukan berdasarkan kota interaktif seperti kabupaten atau kota, tetapi berdasarkan musim," katanya.
Menurutnya, biasanya yang lebih awal memasuki musim penghujan ini di antaranya Pandeglang bagian selatan.
Tarjono menghimbau, dengan adanya peralihan musim ini, diharapkan masyarakat tetap waspada, serta tidak perlu panik yang berlebihan.
Kemudian, tetap memantau terus informasi prakiraan cuaca dari BMKG.
"Masyarakat tetap waspada terhadap masa peralihan musim ini, tapi tidak perlu panik yang berlebihan pantau terus, dan update terus informasi dari pra kiraan BMKG sebelum beraktifitas diluar ruangan," ucapnya.
Sementara itu, Anggota Pusdalops pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Jhonny E Wangga mengatakan, adanya keuntungan dengan dua musim yang dimiliki Indonesia, lantaran dengan begitu masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan.
Namun, sering kali masyarakat abai terhadap lingkungan, karena masih adanya yang membuang sampah sembarang di sungai, serta di irigasi, yang dapat mengakibatkan banjir.
Baca juga: Diiming-imingi Rp500 Juta Jika Bisa Datangkan Hujan, Mbak Rara Tak Sanggup: Saya juga Lihat BMKG!
"Sebenernya kita diuntungkan, karena hanya punya dua musim, ditambah semakin sering terjadi fenomena alam yang menyebabkan bencana," katanya.
Artinya, jika berkaca pada background itu, kata Jhony, harusnya sudah tahu betul harus berbuat apa, dan apa yang harus dipersiapkan, melakukan upaya mitigasi, pencegahan dan lainnya.
"Kuncinya, kenali dimana kita berada agar kita tahu apa yang harus kita perbuat menghadapi musim pancaroba," katanya.
