Harga BBM Naik
Rektor UIN SMH Banten Bubarkan Aksi Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM
Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Bantrn bubarkan masa aksi demo di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis (8/9/2022) malam.
Penulis: mildaniati | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten bubarkan aksi demo mahasiswa di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis (8/9/2022) malam.
Pemantauan TribunBanten.com, masa aksi masuk ke dalam kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten sekitar pukul 18.55 WIB.
Rektor UIN, KH Wawan Wahyudin keluar ruang rektorat mengenakan baju koko putih, celana hitam dan mengenakan peci hitam.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa dan Buruh di Serang Blokade Jalan Jenderal Sudirman
Dia meminta petugas satpam mengunci kampus.
Sementara api bekas pembakaran ban masih menyala di depan gerbang Kampus UIN Ciceri.
Wawan meminta pada masa aksi, agar kampus UIN jangan dijadikan sebagai titik kumpul melancarkan aksi demonstrasi.
"Saya titip mahasiswa yang bukan UIN, jangan Kampus UIN jadi titik kumpul lagi, karena kalo ada apa-apa rektor lagi yang terseret," ujarnya saat ditemui di depan gerbang kampus UIN, Kamis (8/9/2022) malam.
Wawan meminta maaf, dan menimpakan kesalahan pada dirinya, jika demo dilakukan dari mahasiswa UIN.
"Yang salah rektornya, maaf mari berdamai dan tafakur semoga berkah semua," terangnya.
Wawan melanjutkan, dirinya meminta agar mahasiswa demo di gedung DPRD.
"Silahkan ekspresikan pendapatnya di DPRD, jangan sampe jalanan umum terhalang, ke sana tuh ke DPRD," ucapnya.
Wawan tidak melarang mahasiswanya berdemo, karena merupakan hak setiap warga untuk ekspresikan.
"Bukan dilarang, kalau kampus kena imbas kehancuran kasian, silahkan salurkan aspirasi ekspresi tapi sesuai aturan," kata Wawan.
Dia juga meminta agar saat demo jangan anarkis.
Baca juga: Mahasiswa Minta Ketua DPRD Lebak Turun ke Jalan Membuat Surat Pernyataan Tolak Kenaikan Harga BBM
"Hak warga untik ekspresikan dan jangan anarkis, kampus kami ini Subhanallah kampus ini dibangun sejak 1962, saya makhluk biasa, Wawan Wahyudin manusia biasa, kami punya tanggung jawab untuk amankan, mohon maaf lahir dan batin," paparnya.
Wawan mengaku jika dirinya tidak hadir, maka dirinya tidak bisa menjamin masa aksi dapat bubar.
"Saya ingin kampus ini tidak karena kepentingan sesaat, kampus kami rusak, mohon maaf, terima kasih atas pengertian semuanya semoga semuanya selamat," paparnya.