Kronologi Puluhan Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat di Bandara Juanda, Diduga Gegara Dokumen Ini

Sebanyak 94 calon peserta umrah gagal berangkat dan telantar di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (26/9/2022).

Editor: Glery Lazuardi
Kementerian Media Saudi/AFP
Ilustrasi menunaikan ibadah Umrah. Sebanyak 94 calon peserta umrah gagal berangkat dan telantar di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (26/9/2022). 

TRIBUNBANTEN.COM - Sebanyak 94 calon peserta umrah gagal berangkat dan telantar di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (26/9/2022).

Jemaah umrah yang gagal berangkat itu berasal dari berbagai daerah di Jatim, seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Situbondo.

Baca juga: Tak Sendirian, Nathalie Holscher Ajak Adzam dan Karyawannya Umrah Bersama: Mau Bikin Mereka Senang

Ketua Asosiasi Muslim Penyelengara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Jawa Timur Sofyan Arif mengatakan, dari 94 calon peserta umrah tersebut, 31 di antaranya telah berangkat pada hari ini, Selasa (27/9/2022).

"Menurut informasi yang saya terima, 31 jemaah berangkat lewat jalur domestik. Mereka berangkat dari Surabaya ke Jakarta, kemudian transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Selanjutnya ke Jeddah, Mekkah," kata Sofyan saat dihubungi, Selasa (27/9/2022).

Ia menjelaskan, gagalnya 63 jemaah umrah berangkat ke tanah suci ini lantaran tidak adanya petugas validasi dokumen Internasional Certificate Vaccination (ICV) di bandara.

Ia menilai, 63 jemaah umrah yang gagal berangkat itu murni disebabkan karena kelalaian petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya.

"Saat kasus kemarin, pihak KKP beralasan kekurangan personel, mereka stand by-nya di kantor. Tapi ditelepon juga tidak muncul mereka. Alasan mereka pihak airlines dan PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah) tidak melapor," ujar dia.

Padahal, kata dia, penerbangan internasional membutuhkan screening dan verifikasi kesehatan penumpang pesawat, namun petugas KKP tidak ada di bandara.

Tanpa ada verifikasi kesehatan dari KKP, pihak imigrasi di Bandara Juanda pun tidak mengizinkan 63 jemaah umrah untuk terbang.

"Vaksin meningitis sudah semua, punya paspor, tiket sudah jelas ada, vaksin Covid-19 booster, termasuk visa murohnya. Lengkap. Tapi gara-gara kelalaian KKP mereka tidak bisa berangkat," kata Sofyan.

"Karena tidak ada validasi dari KKP, maka pihak imigrasi tidak mengizinkan terbang. Imigrasi juga tidak mau disalahkan bila terjadi apa-apa jika mereka terbang," imbuhnya.

Baca juga: Ustaz Kasif Heer Ungkap Alasan Sebenarnya Beri Hadiah Umrah untuk Nathalie, Berharap Bisa Menguatkan

Ia menambahkan, belum ada kejelasan tentang kapan 63 calon peserta umrah itu bisa berangkat ke Mekkah. Ia berharap, jadwal keberangkatan mereka bisa dijadwalkan ulang.

"Belum tahu saya. Infonya sih mudah-mudahan bisa di-reschedule penerbangannya. Tapi masalah berikutnya, hotel yang sudah dipesan di Arab Saudi mudah-mudahan juga bisa direschedule. Kan gitu, kalau tidak, dampaknya berkepanjangan," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dr Slamet Mulsiswanto membantah informasi tentang petugas validasi dokumen ICV yang tak ada di bandara.

Ia menyebutkan, pihak jasa umrah diduga tak berkoordinasi dengan pihak maskapai.

Baca juga: PENGUMUMAN: Pemerintah Arab Saudi Kembali Buka Pengajuan Visa Umrah, Ini Syaratnya

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved