Sumpah Pemuda
Link Download Contoh Proposal Sumpah Pemuda dengan Format PDF
Berikut ini adalah link download sekaligus contoh proposal kegiatan peringatan Sumpah Pemuda dalam bentuk PDF
Penulis: Abdul Rosid | Editor: Abdul Rosid
TRIBUNBANTEN.COM - Seluruh masyarakat Indonesia beberapa pekan ke depan akan memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Sebagian dari meraka akan menggelar kegiatan peringatan Sumpah Pemuda dengan beraneka ragam, mulai dari seminar hingga perlombaan.
Untuk melancarkan kegiatan Sumpah Pemuda, dibutuhkan keberadaan proposal.
Pembuatan proposal kegiatan Sumpah Pemuda bertujuan untuk menopang dari segi keuangan atau anggaran.
Baca juga: Contoh Proposal Kegiatan Sumpah Pemuda, Bisa Dipakai Kalangan Siswa, Mahasiswa dan Masyarakat Umum
Target dari proposal Sumpah Pemuda akan ditunjukan kepada para donatur ataupun instansi pemerintahan.
Sebagai referensi, dalam artikel ini disediakan link download contoh proposal Sumpah Pemuda dalam bentuk PDF.
Link download contoh proposal Sumpah Pemuda berbentuk PDF ini letakan di akhir artikel ini.
Sejarah Sumpah Pemuda
Dilansir dari laman museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.
Baca juga: Link Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2022 Format PNG, JPG, HD dan Arti Logo Sumpah Pemuda ke-94
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.
Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Baca juga: Contoh Teks MC atau Pembawa Acara Kegiatan Hari Sumpah Pemuda, Cocok untuk di Sekolah dan Masyarakat
Rapat yang ketiga diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat pada Minggu, 28 Oktober 1928, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
