Saksi Mata Tragedi Halloween di Itaewon: Suara Tawa dan Teriakan Minta Tolong di Antara Kerumunan
Saksi mata tragedi Halloween di Itaewon: 'Mereka tertawa karena terlalu takut. Karena berada di depan hal seperti itu tidak mudah.'
TRIBUNBANTEN.COM - Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan kini menjadi sorotan.
Pesta Halloween yang awalnya meriah berubah mencekam dan penuh dengan teriakan minta tolong.
Namun, seorang saksi mata juga mendengar suara tawa di antara kerumunan massa.
Sebenarnya, apa yang terjadi?
Seorang pria yang menjadi saksi mata tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, mengungkapkan orang-orang masih tertawa saat peristiwa tragis itu mulai terjadi.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Para Pemimpin Dunia Ucap Duka untuk Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
Ken Fallas, seorang arsitek asal Kosta Rika yang bekerja di Seoul selama delapan tahun terakhir, mengatakan bahwa perayaan Halloween di Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) adalah acara yang telah lama ditunggu-tunggu setelah bertahun-tahun pembatasan Covid-19.
Fallas pun memutuskan untuk menghadiri perayaan Halloween di Itaewon tersebut.
Namun, bukan keceriaan yang didapatkannya, melainkan sebuah tragedi.
Pria berusia 32 tahun itu menjadi saksi barisan depan dalam salah satu bencana paling mengerikan yang pernah dialami Korea Selatan.
Baca juga: Lee Ji Han Ex Produce 101 Season 2, Meregang Nyawa dalam Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
Beberapa orang terlihat memberikan resusitasi kepada orang-orang di trotoar, sementara yang lain berteriak minta tolong di tengah riuh musik dansa yang menggelegar.
“Saya melihat banyak (anak muda) tertawa, tetapi saya tidak berpikir mereka (benar-benar) tertawa karena, Anda tahu, apa yang lucu?” kata Fallas kepada Sky News.
“Mereka tertawa karena terlalu takut. Karena berada di depan hal seperti itu tidak mudah. Tidak semua orang tahu bagaimana memprosesnya,” sambung Fallas.
Fallas menambahkan, dia dan teman-temannya terjebak di antara kerumunan massa yang mendorong ketika petugas polisi mulai maju untuk mendekati yang terluka.
Dia mengatakan, orang-orang di dekat grupnya pada awalnya tidak tahu apa yang terjadi.
