Aliran Sesat Marak Bermunculan di Banten, PWNU Ungkap Motif Politik Dibalik Pendirian

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Indonesia (PWNU) Banten, Kiai Amas Tajudin, mengungkap kemunculan aliran sesat di Banten.

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Thinkstock via Kompas
Ilustrasi garis polisi. Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Indonesia (PWNU) Banten, Kiai Amas Tajudin, mengungkap kemunculan aliran sesat di Banten. Menurut dia, para pendiri, pegiat, dan pendukung aliran menyimpang mempunyai berbagai motif mendirikan aliran sesat di antaranya motif politik, ekonomi, dan kebudayaan. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KABUPATEN SERANG - Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Indonesia (PWNU) Banten, Kiai Amas Tajudin, mengungkap kemunculan aliran sesat di Banten.

Menurut dia, para pendiri, pegiat, dan pendukung aliran menyimpang mempunyai berbagai motif mendirikan aliran sesat di antaranya motif politik, ekonomi, dan kebudayaan.

"Motif politik terasa membuat noda dan fitnah agar antar penganut aliran-aliran menyimpang terbentur dengan kelompok masyarakat tradisional yang kokoh keyakinan keagamaan mengikuti para ulama pesantren," ujarnya kepada TribunBanten.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Banten Dihantui Potensi Bencana Hidrometeorologi Jelang Tahun Baru 2023, Warga Waspada Cuaca Ekstrem

Menurut dia, terdapat sejumlah aliran menyimpang di Banten.

Di antaranya adalah ratu ubur-ubur, Imam Mahdi, Abuya Pakupatan, Yayasan Insan Kamil, aliran Balakasutak di Cikeusik, Angling darma, aliran Nusantara, Hakekok sampai titisan Nabi Hidir.

Amas menjelaskan, aliran menyimpang adalah aliran keyakinan masyarakat secara individu dan kelompok yang terlihat menyimpang tumbuh subur di Provinsi Banten

Mengapa bisa demikian? bukankah Banten terkenal banyak ulama, kiyai dan santri.

Kehadiran Kerajaan Ratu Ubur-ubur di kawasan Tower Ciracas Kota Serang selama 17 tahun didirikan dengan pengikut jumlah followers seribu orang lebih dari berbagai kalangan, dan telah membentuk 5 kementerian utama yaitu menteri doa, menteri keamanan, menteri penerima tamu, dan menteri pekerjaan mancing.

Ratu Ubur-ubur terbukti di pengadilan memiliki ajaran keyakinan yang intinya bahwa nabi Muhamad SAW adalah seorang perempuan kelahiran Sumedang, dan mengajarkan ajaran beriman kepada Ratu Roro Kidul.

Tidak hanya itu, ada pula aliran menyimpang di Banten dari seorang pemuda yang mengaku sebagai Imam Mahdi juru selamat pulau Jawa dari Taktakan.

Baca juga: Termasuk Provinsi Banten, 11 Provinsi Ini Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga Januari 2023

Pemuda tersebut mendeklarasikan dirinya menjadi imam Mahdi sang juru selamat, dan telah mendirikan perguruan padepokan yang berlokasi di Komplek Taman Kopasus, Kota Serang.

Selanjutnya aliran Abuya Pakupatan yang telah mengkader 20 orang murid berasal dari Desa Domas, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, inti ajarannya menghukumi kafir kepada setiap orang termasuk orang tua kandungnya sendiri yang belum berbaiat kepada Abuya Pakupatan, Kata Amas.

Abuya Pakupatan bernama asli Asep, pria kelahiran Sumedang yang bekerja sebagai tukang tambal ban, berlokasi di belakang terminal Pakupatan kota Serang.

Jauh sebelum aliran itu ada, sebelumnya sudah muncul Yayasan Insan Kamil berlokasi di Komplek Banjar Sari, Kota Serang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved