Aliran Sesat Marak Bermunculan di Banten, PWNU Ungkap Motif Politik Dibalik Pendirian

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Indonesia (PWNU) Banten, Kiai Amas Tajudin, mengungkap kemunculan aliran sesat di Banten.

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Thinkstock via Kompas
Ilustrasi garis polisi. Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Indonesia (PWNU) Banten, Kiai Amas Tajudin, mengungkap kemunculan aliran sesat di Banten. Menurut dia, para pendiri, pegiat, dan pendukung aliran menyimpang mempunyai berbagai motif mendirikan aliran sesat di antaranya motif politik, ekonomi, dan kebudayaan. 

"Inti ajarannya bahwa anak kecil tidak boleh bercium tangan kepada orang tuanya karena dihukumi bukan muhrim, pasangan suami isteri yang sah dinyatakan zinah dan pisah jika sebelumnya tidak di sahkan oleh pimpinan aliran insan Kamil bernama Anhar dan Nina," terangnya.

Berikutnya, aliran balakasutak di Cikeusik, Angling darma di pasar Pari Pandeglang melengkapi aliran Gapatar, aliran Nusantara, Hakekok di Kabupaten Lebak dan beberapa bulam kemarin di Visenda Kota Serang seorang pria bernama Tabib Harimbi yang mengaku sebagai titisan nabi Hidir.

"Terkini di Visenda Kota Serang kehadiran titisan anak Nabi Hidir yang meyakini ajarannya melalui mimpi yang pada intinya yang bersangkutan bernama Tabib Harimbi diangkat manjadi titisan nabi Hidir oleh nabi Hidir melalui mimpi," jelasnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Banten 27 Desember: Lebak, Pandeglang, dan Tangerang Raya Potensi Diguyur Hujan

Sang tokoh utama Harimbi sudah menyatakan tobat dan sanggup kembali keajaran yang bemar serta saat ini sedang dalam bimbingan dari MUI Kota Serang.

"Kemunculan aliran-aliran tersebut terdeteksi bermotif politik sangat kami rasakan, dan akan kami ulas pada kesempatan berikutnya," tutupnya.

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved