CUACA Ekstrem, Nelayan di Lebak Tidak Melaut Selama 1 Bulan!

Cuaca ekstrem yang terjadi hingga Januari 2023, mengakibatkan nelayan di Desa Muara Binuangeun, Wanasalam Kabupaten Lebak, tidak melaut sebulan penuh.

Penulis: Nurandi | Editor: Ahmad Haris
Dok Warga
Agus Rianto nelayan di Desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Rabu (28/12/2022). Cuaca ekstrem yang terjadi hingga Januari 2023, mengakibatkan nelayan di Desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, tidak melaut untuk sementara waktu. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Cuaca ekstrem yang terjadi hingga Januari 2023, mengakibatkan nelayan di Desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, tidak melaut untuk sementara waktu.

Hal tersebut karena faktor cuaca yang tidak bersahabat, dan berbahaya untuk melakukan aktivitas laut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Lebak menyatakan, bahwa periode bulan Desember hingga Januari 2023 masih akan ada gelombang tinggi, hingga ketinggian 2 meter sampai 4,5 meter.

Salah seorang nelayan, Agus Rianto mengatakan, cuaca ekstrem melumpuhkan aktivitas nelayan, hingga mayoritas nelayan tidak melaut.

"Karena kan cuacanya lagi ekstrem, jadi kalo melaut kemungkinan menunggu cuaca agak mulai mendingan yah," katanya saat dihubungi TribunBanten.com, Rabu (28/12/2022).

Dirinya menyebutkan, ia dan nelayan lainnya tidak melaut hampir satu bulan lamanya, karena keadaan cuaca yang tidak bersahabat.

"Tidak melaut selama satu bulanan ya, paling melaut itu sebulan paling, juga 10 hari sampai 15 hari aja," ujarnya.

Saat ini, nelayan hanya bisa menunggu sampai cuaca membaik dan aman untuk kembali melaut.

Aktivitas nelayan hanya dihabiskan di dermaga untuk merapihkan alat dan memperbaiki bagian kapal yang rusak.

Karena ketika saat keadaan cuaca buruk, kapal nelayan banyak yang rusak karena anging kencang di sekitar pantai.

Hal tersebut diungkapkan Agus, yang setiap hari menghabiskan waktunya di dermaga kapal nelayan di Binuangeun.

"Karena cuacanya enggak bersahabat, paling kita sambil nunggu cuacanya bagus. Karena kan saat ini cucanya ekstrem," katanya.

"Paling melaut juga hanya beberapa hari. Paling kita sambil nunggu, kita beres-beres alat aja."

"Kaya beres-beres jaring, di kapal kita beres-beres tali yang putus. Karena akibat diterjang angin kecang banyak yang rusak," ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved