Kisah Korib, Perajin Kayu Asal Tanjung Lesung: Jatuh-Bangun Bikin Miniatur Badak dari Limbah Kayu

Tak hanya miniatur badak, ada miniatur kapal pinisi, gantungan kunci, dan jam dinding berbahan kayu.

TribunBanten.com/Engkos Kosasih
Miniatur badak karya Korib, warga Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Harga miniatur badak bervariasi, mulai Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih

 

TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Tangan Korib terlihat lincah mengukir potongan kayu menggunakan pisau pangot. 

Urat tangannya tampak menonjol menghiasi kulit.

Di saung berukuran 3x3 meter yang terbuat dari kayu dan bambu, warga Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini memanfaatkan limbah kayu menjadi miniatur Badak.

Baca juga: Dalam Waktu Semalam, Warga Pekijing Kota Serang Bikin Miniatur Masjid Agung Banten dari Bambu

Tak hanya miniatur badak, ada miniatur kapal pinisi, gantungan kunci, dan jam dinding berbahan kayu.

Korib juga sering membuatkan lemari dan meja bagi pelanggan yang memesan.

"Sejak pandemi Covid-19, saya hanya fokus membuat miniatur badak dan gantungan kunci," kata Korib kepada TribunBanten.com di rumahnya, Minggu (29/1/2023).

Pria berusia 30 tahun itu mengaku, saat ini hanya memproduksi sesuai pesanan para pelanggan karena pembeli miniatur badak berkurang sejak pandemi Covid-19.

"Sejak Covid-19 kan tidak ada event, wisatawan dibatasi, sehingga usaha saya juga terdampak," ujarnya.

Sebelum menjadi perajin kayu, Korib adalah seorang karyawan perusahaan swasta di Jakarta.

Namun, dia memilih berhenti menjadi karyawan karena melihat Desa Citeureup menjadi buffer zone Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Baca juga: Kisah Inspiratif WBP Rutan Serang: Kreasi Miniatur Kapal dari Koran Bekas

Korib membayangkan KEK Tanjung Lesung bisa berdampak pada perekonomian masyarakat lokal.

"Dari sana saya memulai usaha sebagai perajin kayu karena pasti wisatawan juga ingin cendera mata," ucapnya.

Pemilik 'Kandang Badak' ini mulai menjadi perajin kayu pada 2016.

Sejak saat itu, jatuh-bangun dan pahitnya menjadi perajin kayu dirasakan Korib.

Dia tetap bertahan karena komitmen yang kuat.

Korib, warga Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengukir potongan kayu untuk membuat miniatur badak. 
Korib, warga Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengukir potongan kayu untuk membuat miniatur badak.  (TribunBanten.com/Engkos Kosasih)

Karya pertama yang dibuat bersama kedua rekannya adalah miniatur kapal pinisi.

Saat itu dia menggunakan alat-alat manual untuk membuat miniatur dengan bahan dari palet bekas pabrikan.

"Waktu itu ada tiga orang yang bergabung membuat miniatur. Sekarang tinggal saya, mungkin karena pendapatannya kurang menjanjikan sehingga keluar," ujarnya.

Hal itu tak membuat Korib patah semangat dalam berkarya.

Dia meyakini, suatu saat nanti produknya akan dikenal pasar nasional.

Baca juga: Warga Binaan Rutan Kelas IIB Serang Membuat Miniatur Kapal dari Koran Bekas, Dijual Rp 120.000

Apalagi ditambah dengan daya dukung peralatan yang sebagian mulai menggunakan mesin, membuat produksi miniatur badak dan kerjian lainnya semakin mudah.

"Untuk tingkat produksi gimana pesanan saja. Rata-rata yang pesan miniatur badak ada yang 50-100 unit, ada juga yang lebih," katanya.

Harga miniatur badak bervariasi, mulai Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu.

Karya-karya miniatur Korib dijual melalui media sosial dan membuka gerai saat ada event.

"Biasanya yang pesan dari hotel, instansi, dan lembaga yang ada di Banten," ujarnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved