Optimasi Kontrak IPP hingga Rp 47,05 Triliun, Dirut: PLN tak Hanya Survive, Tapi Juga Tumbuh Positif

Hal ini menjadi perhatian Komisi VI agar tak menjadi beban bagi PLN karena kondisi penurunan konsumsi listrik

dokumentasi PLN
Pada 2022, langkah cerdas berhasil mengoptimasi kontrak suplai listrik dan menekan beban Take or Pay (TOP) hingga Rp 47,05 triliun. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pada 2022, langkah cerdas berhasil mengoptimasi kontrak suplai listrik dan menekan beban Take or Pay (TOP) hingga Rp 47,05 triliun.

Langkah PLN mengoptimasi kontrak suplai listrik dengan Independent Power Producer (IPP) mampu meningkatkan efisiensi selama pandemi Covid-19.

Komisi VI DPR RI pun mengapresiasi langkah PLN dalam menekan beban TOP.

Baca juga: Diskon Sambung Listrik Baru PLN Hanya Bayar Rp 210.500 hingga Desember 2024, Ini Syaratnya

Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan apresiasi upaya PLN yang mampu mengoptimasi kontrak ini.

Hal ini menjadi perhatian Komisi VI agar tak menjadi beban bagi PLN karena kondisi penurunan konsumsi listrik terjadi karena adanya pandemi Covid-19.

"Ini apresiasi saya kepada Pak Darmo dan tentu saja seluruh jajaran PLN. Renegosiasi TOP bisa dilakukan bahkan mencapai Rp 47 triliun," ujar Gde dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Rabu (15/2/2023).

Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Haeron, juga mengapresiasi capaian PLN.

Dia menilai, era rezim TOP mestinya disudahi saja karena menjadi beban PLN ke depannya.

Komisi VI mendukung untuk PLN memiliki kontrak, baik pengadaan maupun kontrak jual beli listrik yang lebih fleksibel.

"Era TOP untuk energi yang basisnya memang bisa dikurangi. Untuk gas memang agak sulit ya, tapi kalau batu bara bisa di-manage, pembakarannya bisa disiasati. Jadi bisnis lebih fair, dan ini menguntungkan bagi PLN," katanya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan di tengah kondisi pandemi Covid-19, PLN menghadapi tantangan oversupply.

Baca juga: Dirut PLN Ungkap Manfaat Mobil Listrik, Bisa Tempuh 10 Kilometer Hanya dengan Rp 2.500

Untuk memitigasi adanya beban TOP, PLN melakukan optimasi kontrak, khususnya dengan IPP.

"Di tengah kondisi oversupply, kami secara mandiri bernegosiasi dengan IPP untuk memundurkan COD-nya supaya otidak semakin parah," ucap Darmawan.

PLN pun berhasil memperjuangkan cost saving hingga Rp 47 triliun dari konsultasi bersama dengan 17 IPP secara mandiri untuk mencari titik temu solusi.

Sampai dengan akhir 2021, konsultasi bersama dengan IPP telah berhasil menekan TOP sebesar Rp 37,21 triliun.

Upaya optimasi kontrak terus dilakukan PLN pada tahun 2022 sehingga TOP yang berhasil ditekan adalah Rp 9,83 triliun.

Pada 2022, langkah cerdas berhasil mengoptimasi kontrak suplai listrik dan menekan beban Take or Pay (TOP) hingga Rp 47,05 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/5/2023). (dokumentasi PLN)

PLN juga melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi listrik demi menyiasati kondisi oversupply.

PLN melakukan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menambah konsumsi listrik.

Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting.

Adapun strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru melalui electrifying lifestyle.

PLN juga menjalankan program akuisisi captive power dengan berkolaborasi dengan industri untuk memakai listrik PLN.

Baca juga: Ini Strategi PLN hingga Mencatatkan Penjualan Listrik Terbaik 2022 dengan Total 85,28 Juta Pelanggan

PLN juga menjangkau kebutuhan listrik masyarakat melalui electrifying agriculture, electrifying marine, dan juga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri.

Hal ini yang kemudian menjadi satu di antara penopang kinerja penjualan dan operasional yang lebih efisien pada 2022.

"Di tengah kondisi Covid-19, PLN bukan hanya survive, tetapi bahkan berhasil membukukan pertumbuhan positif," kata Darmawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved