Kolaborasi dengan Kementerian LHK, PLN Mendorong Zero Waste di Indonesia
Sebagai aksi nyata, dalam HPSN 2023 ini kami jadikan babak baru pengelolaan sampah menuju zero waste Indonesia
TRIBUNBANTEN.COM - PLN bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar program Compos Day, Kompos Satu Negeri bersamaan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023.
Program ini untuk mendorong pengelolaan sampah di Tanah Air.
Menteri LHK, Siti Nurbaya, mengatakan Compost Day menjadi bagian penting dalam upaya menyelesaikan permasalahan secara tuntas, terutama pengelolaan sampah organik.
Baca juga: Dirut PLN Darmawan Prasodjo Raih Penghargaan IBEA 2023, Bawa PLN Pertama Deklarasi Wujudkan ZNE
Sampah organik memiliki kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca, sehingga harus dikelola dengan baik.
"Sebagai aksi nyata, dalam HPSN 2023 ini kami jadikan babak baru pengelolaan sampah menuju zero waste Indonesia demi pengendalian perubahan iklim,” ujar Siti Nurbaya dalam acara Compost Day di Lapangan Banteng, Jakarta (26/2/2023).
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan program zero waste ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah mulai dari level rumah tangga.
Gerakan ini akan diselenggarakan secara nasional sampai tercapainya net zero emission di Tanah Air.
"Semoga kegiatan ini dapat memberikan edukasi tentang pentingnya mengelola sampah organik. Kami juga berharap partisipasi masyarakat dalam mengelola sampahnya semakin meningkat di masa depan,” kata Rosa.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN mendukung penuh upaya KLHK dalam pengelolaan sampah di Tanah Air.
PLN juga telah mengambil langkah konkret dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar pembangkit listrik PLN.
Baca juga: Fasilitas Charging Listrik PLN Manjakan Pengguna Kendaraan Listrik, Mudah dan Banyak Pilihan
Sebagaimana ditunjukkan dalam acara pameran di Lapangan Banteng, PLN telah memanfaatkan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang berasal dari sampah di TPSA Bagendung Cilegon.
"Untuk bahan bakar pendamping pembangkit atau co-firing," ucapnya.
Program pemanfaatan BBJP ini mampu mengurangi permasalahan sampah di Kota Cilegon, yaitu mengolah 30 ton sampah per hari menjadi bahan baku co-firing.
Artinya, dalam setahun ada sebanyak 9.000 ton sampah yang diolah.
Tidak hanya berdampak besar bagi lingkungan, pabrik pengolahan BBJP ni juga berdampak kepada perekonomian Kota Cilegon.
Baca juga: Optimasi Kontrak IPP hingga Rp 47,05 Triliun, Dirut: PLN tak Hanya Survive, Tapi Juga Tumbuh Positif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.