Jadi Kader PSI, Zebi eks JKT48 Bakal Maju Caleg Tahun Depan, Akui Siap Lakukan Perubahan di Jakarta

TRIBUNBANTEN.COM - Penyanyi Zebi eks JKT48 resmi terjun ke dunia politik dan menjadi kader dan anggota dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Saat ini, Zebi eks JKT48 masih terus membina ilmu politik bersama PSI, setelah meraih gelar Sarjana akhir tahun 2022.

"Aku dapat banyak ilmu di politik dari mereka berdua (Grace Natalie dan Giring Ganesha)"

"Jujur aku nyaman sekali terjun ke politik praktis saat ini," kata Zebi eks JKT48 saat berbincang di kantor PSI, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2023).

Wanita berusia 22 tahun ini berencana maju menjadi Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) dari PSI, untuk menjadi anggota Dewan DPRD DKI Jakarta.

"Tentunya aku maju. Karena aku sadar, untuk menciptakan perubahan harus melalui kebijakan. Salah satunya lewat fungsi legislatif," ucapnya.

Baca juga: Soroti Regulasi Pengelolaan Jasa Lingkungan, Ketua Fraksi PSI Tangsel Dorong Pembuatan Perda Baru

"Setelah berpikir dan diskusi, ya aku mantab maju di DPRD DKI Jakarta," sambungnya.

Selain itu, bagi mantan member idol grup JKT48, isu-isu politik di DKI Jakarta sangat menarik untuk ia dalami, dan memperdalam regulasi yang ada.

Sehingga ia ingin menjadi legislatif untuk membuat kebijakan.

"Memang aku fokus di kebijakan Pemerintahan. Minatku disitu, dan PSI menyerahkan semua kepadaku," ungkapnya.

Jika nantinya dinyatakan resmi menjadi Bacaleg DPRD DKI Jakarta, Zebi Magnolia Fawwaz memilih Daerah Pemilihan (Dapil) 2, meliputi Kepulauan Seribu Selatan dan Utara, Cilincing, Koja, dan Kelapa Gading.

"Sebenarnya masih proses seleksi. Ya asalkan aku konsisten, bisa aja berubah atau tetap di Dapil 2, tergantung keputusan partai aja," katanya.

Pandangan Zebi terhadap Jakarta dianggap sebagai Kota Maju, namun masih banyak sekali masalah yang belum bisa teratasi.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Direktur Eksekutif PSI: Masyarakat Lihat Prestasi sebelum Pilih Kandidat

"Yang buat aku sadar turun langsung ke Jakarta. Diantara gedung tinggi masih ada wilayah kumuh engga keurus, belum banyak dapat air bersih, banyak orang yang belum dapat pendidikan. Ini hal menyedihkan buat aku," jelasnya.

"Karena aku mikir Ibu Kota, kehidupannya lebih baik lah. Tapi ada hal hal yang harus di improvisasi. Yang aku takutkan Jakarta dicap sebagai Kota Pengangguran," tambahnya.