Inilah 6 Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Dianjurkan untuk Berpuasa di Bulan Ramadan

Sebelum mempertimbangkan untuk turut berpuasa, ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

|
Editor: Vega Dhini
Frefeek
Ilustrasi - Ibu hamil. 

TRIBUNBANTEN.COM - Ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan.

Beberapa kondisi yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa adalah wanita hamil dan menyusui.

Namun, ada pula ibu hamil yang tetap ingin berpuasa selama bulan Ramadan.

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamil (theskinnerd.com)

Apabila seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang sehat dan meyakini bahwa ia dapat berpuasa tanpa khawatir akan kondisi kesehatannya dan bayinya, maka ia diperbolehkan untuk berpuasa.

Namun, alangkah lebih baik, jika sebelum mempertimbangkan untuk turut berpuasa, ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, supaya dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Baca juga: Syarat Wajib Puasa dan Golongan Orang yang Boleh Tidak Berpuasa dan Wajib Membayar Fidyah

Berikut adalah beberapa kondisi ibu hamil yang kurang disarankan untuk berpuasa, demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan janinnya, dikutip dari RS Pondok Indah dan Hermina:

1. Mual muntah berlebih pada kehamilan (Hyperemesis gravidarum)

Periode awal kehamilan ini merupakan masa sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, karena di periode inilah organ janin mulai terbentuk.

Ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik guna menunjang tumbuh kembang janin.

Pada usia kehamilan awal ini juga banyak ibu hamil yang mengalami morning sickness atau hyperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan).

Pada kondisi ini, ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa.

2. Mengeluarkan flek atau pendarahan

Pada saat sedang mengalami flek atau pendarahan, disarankan ibu hamil tidak melanjutkan puasanya.

Dikhawatirkan pendarahan akan semakin parah jika ibu hamil tetap melakukan puasa.

Selain pendarahan yang semakin parah, perkembangan dan kesehatan janin juga dikhawatirkan akan mengalami gangguan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved