Mengenal Thrifting Bisnis Pakaian Bekas yang Dilarang Jokowi, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Presiden Jokowi menganggap bisnis thrifting mengganggu industri tekstil dalam negeri.

Editor: Vega Dhini
pxhere.com
Ilustrasi thrifting 

Pembeli tak perlu khawatir pakaian yang ia beli akan sama dengan orang lain.

4. Barang Merek Terkenal

Beberapa bisnis thrifting menjual barang bekas dari merek terkenal.

Umumnya, bisnis thrifting pakaian menyediakan pakaian bekas dari merek global dengan harga murah.

Terlepas dari kondisi barangnya, harga yang murah dapat menunjang penampilan kaum menengah ke bawah untuk menggunakan pakaian bermerek.

Harga yang murah memudahkan mereka menjangkau berbagai merek.

Kekurangan Barang Thrift

1. Berhati-hati saat memilih

Bisnis thrifting menyediakan berbagai barang bekas.

Meski terlihat solutif, namun ada beberapa barang yang sebaiknya dihindari, terutama masalah sanitasi atau kebersihan.

Misalnya, pakaian renang, pakaian dalam, boneka binatang, bantal, kasur, peralatan listrik, dan peralatan keselamatan anak.

2. Menyurutkan industri barang baru

Adanya bisnis thrifting dapat menyurutkan bisnis atau industri barang baru.

Hal ini karena masyarakat memilih barang bekas dengan kondisi yang masih baik dan harga yang murah.

Biasanya, barang bekas yang dibeli adalah pakaian.

Kegiatan bisnis thrifting ini secara tidak langsung dapat menyurutkan bisnis garmen di beberapa tempat.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah/Cici Nasya Nita)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa itu Thrifting? Bisnis Pakaian Bekas Impor yang Dilarang oleh Presiden Joko Widodo

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved