Samson, Badak Jawa di Ujung Kulon Tewas dengan Kondisi Tengkorak Kepala Berlubang, 18 Ekor Hilang

Staf Perlindungan Spesies, Direktorat Kehutanan, Auriga Nusantara Riszki Is Hardianto mengatakan, penyebab kematian misterius belasan Badak Jawa

Editor: Glery Lazuardi
Dok. Instagram @mahartitrii
Ilustrasi badak cula satu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Staf Perlindungan Spesies, Direktorat Kehutanan, Auriga Nusantara Riszki Is Hardianto mengatakan, penyebab kematian misterius belasan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, tak pernah terungkap. Salah satu di antaranya adalah Samson, seekor Badak Jawa yang ditemukan tewas dengan kondisi tengkorak kepala berlubang pada 2018. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih

TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Staf Perlindungan Spesies, Direktorat Kehutanan, Auriga Nusantara Riszki Is Hardianto mengatakan, penyebab kematian misterius belasan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, tak pernah terungkap.

Salah satu di antaranya adalah Samson, seekor Badak Jawa yang ditemukan tewas dengan kondisi tengkorak kepala berlubang pada 2018.

Sejak 2012, terdapat 11 Badak Jawa mati di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara itu, sejak 2019, 18 Badak Jawa diduga menghilang dari Taman Nasional Ujung Kulon.

Hal itu diungkapkan oleh Yayasan Auriga Nusantara dari hasil investigasi, yang disusun berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak tahun 2022-2023.

Baca juga: Jelajahi Keindahan Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon, Traveler Dijamin Terpesona!

"Tidak diusut-tuntasnya penyebab setiap kematian ini adalah kesalahan fatal, karena tidak menjadi pembelajaran untuk mencegah kematian tak wajar Badak Jawa," ujar saat dihubungi TribunBanten.com melalui sambungan telpon, Selasa (11/4/2023).

Riszki meminta pemerintah kembali menguji kembali sistem keamanan di Balai TNUK. Serta mengevaluasi kinerja Balai TNUK yang kurang efektif dalam menjaga habitat Badak Jawa.

"Evaluasi menyeluruh terhadap Balai Taman Nasional Ujung Kulon, baik secara kelembagaan, penganggaran, dan programatik," pungkasnya.

Dalam hasil investigasi, Yayasan Auriga Nusantara menemukan tiga dari 18 individu Badak Jawa di Ujung Kulon mati tak wajar.

Dari rekaman kamera deteksi yang dipasang di TNUK, hanya merekam kurang dari 60 individu Badak Jawa pada tahun 2020.

"Padahal pada 2018 terekam 63 individu," kata Riszki.

Menurut Riszki rekaman itu membantah klaim Balai TNUK dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang jumlah populasi Badak Jawa yang selalu meningkat.

Lanjut Riszki klaim, Balai TNUK dan KLHK menyebut pada tahun 2021, bahwa populasi Badak Jawa di Ujung Kulon mencapai 75 individu.

"Mereka mengumumkan jumlah populasi yang selalu meningkat. Tapi, tidak terekamnya 18 individu Badak sejak 2019, tidak ada informasi mengenai hal ini diumumkan ke publik," jelasnya.

Riszki menduga, hilangnya 18 individu Badak Jawa di Ujung Kulon karena perburan liar yang tampaknya sedang menggila di Ujung Kulon.

Baca juga: Keindahan Pulau di Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang Banten: Pantai Pasir Putihnya Halus Banget!

Terpisah, Humas Balai TNUK Kabupaten Pandeglang, Andri Firmansyah tak merespon upaya konfirmasi dari wartawan melai sambungan seluler.

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved