Ramadan 2023

Kisah Deni Iskandar Pemuda Asal Pandeglang Jalani Ramadan di Vatikan: Roma, Puasa, dan Kuasa Ilahi

Saya bersyukur diberi kesempatan untuk belajar secara formal di dua Kampus dan di Nostra Aetate Foundation Office

dokumentasi pribadi
Mahasiwa Yayasan Nostra Aetate di Vatikan Deni Iskandar (jaket pink) asal Pandeglang, Banten, dan Raheema Jayari asal Mindanao, Filipina (jaket coklat) berfoto bersama dengan Padre Marco Solo dari Yayasan Nostra Aetate. 

Selain sosoknya yang humble (rendah hati), beliau juga sangat peduli dengan saya, yang sebenarnya bukanlah siapa-siapa.

Saya bukan anak menteri, bukan anak gubernur, bukan anak wali kota atau bupati, bukan juga anak jenderal.

Mahasiwa Yayasan Nostra Aetate di Vatikan Deni Iskandar (jaket pink) asal Pandeglang, Banten.
Mahasiwa Yayasan Nostra Aetate di Vatikan Deni Iskandar (jaket pink) asal Pandeglang, Banten. (dokumentasi pribadi)

Saya ini hanyalah orang kampung (gembel) yang dengan campur tangan Ilahi mendapat kesempatan belajar di Uni Eropa.

Jalan Ilahi selalu beda dengan pikiran dan rencana manusia.

Lepas dari itu, ada satu hal lain yang membuat saya merasa bangga bisa kenal dengan Padre Marco adalah beliau ini adalah satu-satunya orang Indonesia dan orang Indonesia pertama yang bekerja di Kuria Tahta Suci dan negara Vatikan.

Negara paling kecil di dunia, yang mempunyai kedaulatan serta mempunyai teritori utama seluas 0,44 kilometer persegi, dan sekaligus ekstra teritori di Kota Roma dan sekitarnya.

Negara kecil di bawah pimpinan Paus Fransiskus kelahiran Argentina ini terkenal sangat kuat pengaruhnya untuk sejarah dan peradaban dunia hingga saat ini.

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 1444 H: Puasa Ramadan Melatih Kesabaran

Bagaimana tidak.

Saya yang dilahirkan dari keluarga yang bukan ningrat, apalagi mapan, kok bisa-bisanya saya diberikan beasiswa full oleh Vatikan.

Bahkan lebih dahsyatnya lagi, negara Vatikan menjamin kehidupan saya, mulai dari urusan besar seperti izin tinggal, asuransi, studi, hingga tempat tinggal dan makan minum.

Rasanya tidak bosan-bosan untuk berkata: Saya bukan siapa-siapa. Saya bukan pimpinan organisasi, bukan anak kiai, dan bukan anak tokoh ini.

Dalam hal ini, saya kadang merasa bahwa dunia sudah mulai terbalik....!!!

Hanya dengan bermodalkan semangat dan keinginan saja saya berangkat tinggalkan kampung halaman dan belajar hal-hal baru menyangkut keagamaan di Kota Roma ini.

Baca juga: Jalan-jalan di Roma, Nagita & Rafathar Sibuk Lakukan Ini, Raffi Soroti Muka Santuy Rayyanza: Cipung!

Lain-lainnya, tidak ada.

Bahkan, saya ingat betul modal awal ketika berangkat ke Kota Roma. Tanpa sponsor!

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved