Ramadan 2023
Kisah Deni Iskandar Pemuda Asal Pandeglang Jalani Ramadan di Vatikan: Roma, Puasa, dan Kuasa Ilahi
Saya bersyukur diberi kesempatan untuk belajar secara formal di dua Kampus dan di Nostra Aetate Foundation Office
Tiap hari Roma selalu dipadati para turis.
Saya melihat banyak bangunan tua, setengah roboh, hingga patahan-patahan tembok yang dirawat dengan baik, juga banyak museum, Gedung-gedung Basilika.
Khususnya Basilika Santo Petrus di Vatikan, Basilika Santo Paulus di luar tembok kota Roma, Basilica Santa Maria Maggiore, dan Basilika Santo Yohanes Lateran.
Baca juga: H-2 Idul Fitri 2023, Gerbang Tol Rangkasbitung Terpantau Sepi Kendaraan Pemudik
Empat Basilika ini adalah Basilika-basilika Kepausan milik Tahta Suci Vatikan.
Ada ribuan gereja di kota Roma.
Ada julukan diberikan kepada kota Roma sebagai kota seribu Gereja.
Selain itu, ada peninggalan paling bersejarah di sini, yaitu Colloseum.
Ada juga lapangan Circo Massimo, ada Piazza Venezia, ada Museum Campidoglia, ada Forum Romanum, ada Fontana di Trevi, ada Tangga Spanyol, ada Piazza del Popolo, Pantheon, serta Piazza Navona.
Dan, tentu saja ada Vatikan yang merupakan objek kunjungan manusia dari seluruh dunia, entah dari budaya dan agama apapun.
Rasa syukur saya tidak pernah berubah.
Baca juga: Raih Malam Lailatul Qadar Ramadan 1444 H, Ini Tanda-tanda dan Amalan yang Harus Dilakukan
Tidak terasa puas hanya tinggal beberapa hari lagi akan selesai dengan semua program di Roma dan Vatikan.
Ramadan juga sebentar lagi akan berakhir.
Apakah Ramadan yang akan datang, saya akan bisa berpuasa kembali seperti ini? Waallahu 'Alam.!
Meskipun di Kota Roma ini umat Islam hanya terhitung dengan jari, tetapi saya harus salut dan angkat jempol untuk keramahan dan keterbukaan pemerintah dan masyarakat di sini.
Dalam praktik beragama, umat Islam bisa dengan bebas dan leluasa, menjalankan ibadah puasa, salat berjemaah, juga berpuasa.
Sepanjang saya hidup di Kota Roma ini, saya melihat dan merasakan betul, bahwa umat Islam di Kota Abadi ini bisa mengekspresikan kehidupan beragamanya secara luwes.
Seluruh hak-hak beribadahnya terpenuhi.
Baca juga: Penjelasan Muhammadiyah Tetapkan Puasa Ramadan 29 Hari, 20 April Terjadi Ijtima: Sempurna 1 Bulan
Kalau ada muslim yang tidak salat atau tidak berpuasa, itu adalah persoalan pribadinya saja dan bukan karena orang-orang nonmuslim di sini yang mempersulit dirinya.
Di Kota Roma ada Masjid Agung yang besar, malah terbesar di Uni Eropa.
Ada juga puluhan musala yang digunakan sebagai tempat ibadah, termasuk Salat Jumat dan Salat Tarawih.
Satu di antara musalanya terletak di wilayah Vittorio Emanuele, bernama Baitu Assalam (Rumah Keselamatan).
Menariknya, musala ini persis berdampingan dengan sebuah gereja Katolik.
Baca juga: Keberkahan Malam Lailatul Qadar di Akhir Ramadan, Kenali Tanda-tandanya dan Lakukan Amalan Ini
Satu hal lain lagi di kota Roma ini yang membuat saya juga sangat bersyukur adalah bahwa, di sini, alhamdulillah, puasa saya selama bulan suci Ramadan ini lancar-lancar saja, alias tidak batal.
Sahabat-sahabat Katolik yang serumah dengan saya, memberikan kepada saya apa yang saya butuhkan untuk berpuasa.
Dari Masjid Agung Roma saya mendapatkan daftar lengkap tentang jam sahur, jam salat, serta jam matahari terbit, jam matahari terbenam, dan jam buka puasa.
Semua lengkap.
Alhamdulillah, di Kota Abadi ini, puasa saya berjalan dengan lancar.!!!!
Inilah satu di antara keuntungannya kalau kita sedikit keluar dari lingkungan sempit kita untuk mengenal dunia lain.
Ada banyak hal indah yang kita temukan dan membantu memperlebar horison kita, dan mengubah cara pandang dan cara paham kita.
Baca juga: Ramadan Leadership Camp, 411 Anak Muda di Banten Dipersiapkan Jadi Calon Pemimpin
Yang kita takut-takutkan sebelumnya tidak harus semuanya benar.
Saya berdoa semoga hari-hari dan malam-malam ke depannya lebih panjang, biar masih bisa tinggal lebih lama di sini.
Kata orang, kalau mau kembali lagi ke Roma, harus buang koin-koin kecil di Fontana di Trevi dengan posisi membelakanginya.
Mau coba deh.
Jangankan sekali, bisa berkali-kali.
Mumpung masih punya banyak koin euro kecil di celengan.. Hehee...
Deni Iskandar
Pemuda asal Pandeglang, Banten, mahasiswa Yayasan Nostra Aetate, Vatikan.
Ia adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Anggota Gerakan Pemuda Ansor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.