Kisah Saprijan, 14 Tahun Jadi Juru Parkir Lalin di Persimpangan Jalan Warunggunung Lebak: Pengabdian

Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang tepat pertigaan Pertelon Warunggunung jadi tempat bagi Saprijan (54) mencari sesuap nasi.

Penulis: Nurandi | Editor: Abdul Rosid
Nurandi/TribunBanten.com
Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang tepat pertigaan Pertelon Warunggunung jadi tempat bagi Saprijan (54) mencari sesuap nasi. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK- Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang tepat pertigaan Pertelon Warunggunung jadi tempat bagi Saprijan (54) mencari sesuap nasi.

Pria asal Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengais rezeki dengan menjadi juru parkir selama 14 tahun di jalan tersebut.

Menurut Saprijan, mengatur arus lalu lintas bukan hanya sebatas pekerjaan semata. Melainkan sebauh pengabdian.

Baca juga: Gaya Hedon Anak Bupati Pandeglang Disentil Netizen Jelang Nikah dengan Mualaf Asal Korea

"Awalnya saya dulu sama Kapolsek Warunggunung disuruh membantu di sini atur lalu lintas, dan ternyata hingga saat ini, ini sudah menjadi tugas saya," katanya kepada TribunBanten.com saat istirahat, Kamis (27/4/2023).

"Kalo gak ada yang ngatur kasian pengendara, karena kan jalur ini rawan kecelakaan juga," sambungnya.

Selama bekerja, Saprijan mengungkapkan pekerjaan menjadi juru parkir di jalur Rangkasbitung-Pandeglang dilakukannya secara sukarela.

Baca juga: Bupati Serang Ingatkan Pencari Kerja Soal Skill Agar Tak Jadi Beban Pemerintah

"Gak gajihnya inimah sukarela aja, kalo di jalan ada yang ngasih bersyukur saya mah," ungkapnya.

Meski berkerja secara sukarela, Saprijan kerap mendapatkan rupiah dari pengguna jalan yang berbaik hati.

"Alhamdulillah kadang sehari bisa Rp 15 ribu sampai Rp 60 ribu," ujarnya.

Dia menuturkan, selama arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini, Saprijan mendapatkan keuntungan lumayan besar.

Jukir wargun
Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang tepat pertigaan Pertelon Warunggunung jadi tempat bagi Saprijan (54) mencari sesuap nasi.

"Kadang bisa mencapai Rp 90 ribu seharinya," katanya.

Namun dibalik budaya arus mudik, Saprijan menjelaskan pada tahun 2014 pernah mendapatkan rejeki tak terduga.

"Saat itu, saya tidak menyangka banyak, yang ngasih di jalan kaya amplop, mungkin dari pegawai yang mudik, saat saya itung ternyata saya dapat Rp 1,5 juta, saya bersyukur banget," ujarnya.

Lebih lanjut, Saprijan, mengucapkan rasa syukur dengan pekerjaannya saat ini menjadi seorang juru parkir dan mengatur arus lalu lintas di Jalan Rangkasbitung-Pandeglang.

"Alhamdulillah selama bertahun-tahun saya bekerja menjadi juru pengatur lalu lintas, berjalan dengan lancar dan aman," ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved