Mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara Divonis 17 Tahun Penjara dalam Kasus Narkotika

Mantan Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara divonis hukuman 17 tahun penjara.

Editor: Ahmad Haris
Tribunnews/Capture Kompas TV.
Peran AKBP Dody Prawiranegara dalam kasus ini adalah melakukan penukaran barang bukti sabu dengan tawas, meskipun sempat menolak tapi akhirnya perintah Teddy dilakukan 

TRIBUNBANTEN.COM - Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonis Mantan Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara dengan hukuman 17 tahun penjara, dalam kasus peredaran narkotika.

Perwira menengah Polri itu juga diminta membayar denda Rp 2 miliar, dengan subsider 6 bulan penjara.

AKBP Dody Prawiranegara terbukti secara sah dan bersalah ikut melakukan tindak pidana peredaran narkotika.

"Menyatakan Dody Prawiranegara telah secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana dan melawan hukum ikut melakukan perdagangan narkoba," kata Ketua Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (10/5/2023), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Mengutip Tribunnews.com, vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa.

AKBP Dody Prawiranegara sebelumnya dituntut selama 20 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Terdakwa kasus peredaran narkoba yang melibatkan mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Teddy Minahasa ini juga harus membayar Rp 2 miliar subsider 6 bulan penjara.

Hal itu disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang tuntutan terdakwa AKBP Dody Prawiranegara di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Senin (27/3/2023).

Baca juga: Usai Divonis Penjara Seumur Hidup, Teddy Minahasa Tampak Tersenyum Seolah Tidak Terjadi Apa-apa

Peran Doddy Prawiranegara

Adapun peran Dody dalam kasus ini adalah melakukan penukaran barang bukti sabu dengan tawas.

Hal tersebut didukung dengan pengakuan Teddy Minahasa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (17/3/2023).

Teddy mengakui dirinya memerintahkan Dody untuk mengganti barang bukti sabu dengan tawas.

"Benar yang mulia (saya memerintahkan Dody), namun mungkin saat itu saya typo, tetapi itu yang benar memang tawas," ungkap Teddy, Jumat (17/3/2023).

Teddy menjelaskan, saat itu ia bermaksud untuk menguji saudara Dody.

"Karena fakta di lapangan, saya juga sering mendapatkan bahkan anggota saya sendiri, setiap ada penangkapan ia sisihkan sebagian untuk hisap-hisap sendiri," ujar Teddy.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved