Antisipasi Hadapi El Nino, Guru Besar Pertanian Unpad Minta Pemerintah Pemetaan Potensi
Guru Besar Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Prof. Dr. Tualar Simarmata meminta pemerintah mengantisipasi potensi kemarau kering.
TRIBUNBANTEN.COM - Guru Besar Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Prof. Dr. Tualar Simarmata meminta pemerintah mengantisipasi potensi kemarau kering atau fenomena El Nino.
Menurutnya, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan potensi masalah. Dengan begitu, pemerintah bisa segera mencari solusi bersama.
"Yang pasti petani itu berkaitan dengan air, bagaimana caranya supaya tanaman tidak kekeringan, itu mungkin yang bisa diantisipasi. Jadi sekarang dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus membuat pemetaan, dimana saja lokasi yang akan terdampak," kata dia dalam keterangannya pada Jumat (12/5/2023).
Baca juga: Puncak El Nino Diprediksi Agustus, BPBD Minta Warga Kabupaten Serang Siapkan Tempat Penampungan Air
Setelah adanya pemetaan tersebut, pemerintah bisa segera mencari solusi terbaik. Termasuk dengan menggunakan teknologi yang tepat guna, misalnya dengan pompa air atau teknik irigasi tertentu.
"Kemudian diidentifikasi juga kalau tidak ada hujan, ada nggak sumber air yang bisa digunakan. Kalau ada sumber airnya, teknologi apa yang bisa digunakan agar air itu bisa sampai ke lahan, apakah dengan bantuan pompa, kemudian berikutnya langsung pelaksanaan," jelasnya.
Selain itu, Guru Besar Pertanian ini mengingatkan pemerintah agar tidak bekerja seperti pemadam kebakaran. Antisipasi harus dibuat sekarang supaya dukungan terhadap petani bisa maksimal.
"Saya kira mesti dilakukan sekarang, kalau terlalu dadakan seperti pemadam kebakaran. Kaitannya juga dengan masalah anggaran kan. Kalau begitu, mestinya segera dirapatkan dengan anggota dewan," ungkap Prof. Simarmata.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai antisipasi untuk menghadapi musim kemarau kering.
Langkah antisipasi itu dilakukan dengan membangun infrastruktur pengairan guna memastikan air sampai ke lahan petani.
Kementan melalui Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian telah mengalokasikan pembangunan Embung 500 unit, Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) 3.213 unit, dan hibah pompa air untuk daerah rawan kekeringan 1.900 unit pada tahun 2023.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2020-2022 Kementan telah melakukan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau, antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11.866 unit, Perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit, dan pembangunan Embung 1.531 unit. Berbagai infrastuktur yang sudah dibangun itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Tak hanya membangun sarana dan prasarana, Kementan juga mendorong para petani ikut dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebagai bentuk mitigasi apabila nanti terjadi gagal panen karena adanya kekeringan.
Baca juga: El Nino Mengancam Pertanian di Banten, Begini Strategi Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
Tak hanya itu, koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk menyamakan validasi cuaca sehingga bisa mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem yang berdampak pada pertanian.
"Menghadapi musim kering ekstrim atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia," kata Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI.
Perhutani KPH Banten, Persilahkan Masyakarat Lebak Kelola Kawasan Hutan untuk Aktivitas Pertanian |
![]() |
---|
Menggila, Buldoser Israel Babat Habis Ratusan Pohon Zaitun Milik Petani Palestina di Tepi Barat |
![]() |
---|
BMKG Ungkap Penyebab Hujan di Banten Meski Musim Kemarau, Berikut Penjelasannya |
![]() |
---|
Tak Ingin Mengorbankan Petani, PM India Berani Melawan Donald Trump |
![]() |
---|
Kapolsek Cikulur Sebut Pelaku Pengancaman Warga yang Garap Kebun Karet, Orang Pengamanan PT. Cibiuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.