Bukan karena Dibully, Terungkap Alasan Bocah SD Viral Pindah ke SLB, Pernah Tak Naik Kelas dan IQ 50
Terungkap alasan sebenarnya bocah SD pindah ke SLB atau Sekolah Luar Biasa, yang kisahnya viral di media sosial.
TRIBUNBANTEN.COM - Viral di media soal bocah SD dinarasikan pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) karena dibully teman-temannya.
Bocah SD itu diketahui bernama Firman (12), warga Dusun Doplang 2, Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Kisah Firman pertama kali diposting akun TikTok Satria Bagus ketika ia dan ayahnya, Suwadi pulang dari sekolah.
Di video pertama dinarasikan siswa SD pindah ke SLB karena tak tahan di bully teman sekolah.
"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)" kata Firman.
Baca juga: Tak Malu pada Teman Kisah Inspiratif Derlin Siswa di Banten Bangun Pukul 1 Dini Hari Demi Jualan
Menurut Suwadi di video, teman-teman sering kali merobek buku Firman di sekolah.
"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)" katanya.
Suwadi mengaku sudah melaporkan kejadian yang dialami sang anak.
Namun anak tersebut masih saja disebut mengganggu Firman.
"Lha wadul, bocahe mbejijat. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)" kata Suwadi.
Punya Kekurangan
Belakangan terungkap rupanya Firman memang memiliki suatu kekurangan.
"Sering lupa, kalau belajar lupa-lupa," kata Suwadi, dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor.
Sebelumnya juga terungkap hasil psikotes atau tes IQ Firman dengan nilaii 50.
Guru Firman di sekolah pun sudah memberitahu Suwadi soal kemampuan anaknya.
"Setelah diberitahu, Firman pindah ke SLB. Setiap hari jalan 4 kilo ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah," kata Suwadi.
Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Diskdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo menerangkan Firman sudah empat tahun pindah ke SLB.
"Sejak kelas dua," katanya.
Baca juga: Bukan Kaleng-kaleng, Hacker Asal Banten Tamatan SD Pernah Bobol Situs Resmi Bawaslu RI
Awalnya Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 pada usia 8 tahun.
Namun kala itu rupanya Firman mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menerima pelajaran.
"Bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca," terangnya.
Oleh sebab itu gurunya pun tidak memberi nilai hingga menyebabkan Firman tidak naik kelas.
Pada tahun selanjutnya, Firman tidak menunjukan perkembangan dan diketahui bahwa ia masuk kategori inklusi.
"Orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.
Suwadi pun memutuskan memindahkan Firman ke SLB.
"Ternyata di sana lebih baik dan berkembang," katanya.
Di SLB, Firman sudah mau belajar membaca dan menulis. Perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," katanya.
Sukaton menekankan sebenarnya teman-teman tidak mem bully Firman.
"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," ujarnya.
Hasil Tes IQ
Sebelumnya, pemilik akun TikTok Satri Bagus bercerita, Firman memang tidak direkomendasikan melanjutkan pendidikan di sekolah biasa.
Hal itu merujuk pada hasil tes IQ yang dijalani Firman di RSUD Salatiga pada 5 Mei 2023.
Hasil tes IQ siswa SD yang pindah ke SLB adalah 50.
Dari pemaparan di suratnya, berdasar hasil tes IQ, kecerdasan Firman setara dengan anak usia 6 tahun.
"Ia memiliki kemampuan intelektual Firmansyah memiliki taraf kecerdasan yang masuk dalam kategori IDD dengan skor IQ 50 skala binet, sehingga ia memiliki daya tangkap yang kurang baik dibandingkan dengan anak seusianya dan anak mengalami hambatan intelektual"
Selain itu berdasar hasil tes IQ, Firman memiliki daya ingat yang lemah.
"Mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi, sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung."
"Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus".
Oleh karena itu menurut Satria Bagus berdasar informasi dari keluarga, bahwa Firman tidak memungkinkan meneruskan pendidikan di sekolah umum.
"Jadi tidak memungkinkan meneruskan di sekolah umum," katanya.
Sebenarnya sekolah Firman sebelumnya sudah melarang untuk pindah atau keluar.
"Tapi Firmannya tetap ingin melanjutkan ke sekolah yang sekarang, katanya lebih nyaman," ujar Satria.
Satria Bagus mengungkap tes IQ tersebut bukan inisiatif sekolah, melainkan keluarga Firman.
"itu tadi test bukan dari SD tapi inisiatif dari keluarga kakaknya soalnya yg mengantar. Tadi sudah ketemu saya," ungkapnya.
Kakak Firman mengatakan bahwa kemampuan Firman di bawah rata-rata teman seumurannya.
"Kakanya Firman juga bercerita tadi kalau masalah psikolog Firman agak di bawah teman-temannya," kata Satria Bagus soal siswa SD pindah ke SLB.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ternyata Bocah SD yang Pindah SLB Tak Dibully, Firman Tak Naik Kelas hingga IQ Rendah, Kini Membaik
| Daftar Putra Putri Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo yang Telah Berpulang |
|
|---|
| Murka Ruben Onsu Disebut Pencitraan dan Ayah yang Gagal: Jangan Senggol Ketiga Anak Saya |
|
|---|
| Harga Tanah Rumah Pensiun Jokowi Tembus Rp10 Juta Per Meter, Kawasan Elit Banyak Hotel Berbintang |
|
|---|
| Julia Prastini alias Jule Dinilai Menyalahi Syariat, 6 Brand Ini Nyatakan Sudah Putus Kontrak |
|
|---|
| Kecelakaan Hari Ini: Bus Wisata Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.