Kisahnya Bikin Haru, Kepsek dan Pelajar di Sekolah Berbeda Ini Nangis Gegara Dikecewakan PPDB

Kepala Sekolah dan Pelajar dari sekolah berbeda ini menangis karena dikecewakan PPDB.

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/MARTEENRONALDOPAKPAHAN
Ilustrasi sekolah. Kepala Sekolah dan Pelajar dari sekolah berbeda ini menangis karena dikecewakan PPDB. Mereka yaitu, Evif Damayanti, Kepala SDN 3 Babadan, Ponorogo, Jawa Timur. Dan, P (15), warga Duren Sawit. Mereka mempunyai alasan masing-masing karena dikecewakan PPDB. 

Rinciannya, nilai rapor yang dimasukkan ke dalam Sistem Pendataan Nilai Rapor (Sidanira), kepengurusan dalam OSIS dan ekstrakurikuler, serta keikutsertaan dalam lomba yang diakui pemerintah seperti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

Adapun nilai dalam Sidanira mencakup lima mata pelajaran, yakni IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika.

"Sidanira adalah nilai yang murni diambil dari lima mata pelajaran itu. Nilai akhir itu gabungan dari nilai Sidanira, kepengurusan OSIS dan ekskul, dan lomba," jelas F.

"Lombanya harus yang diakui pemerintah. Kalau lomba biasa, tapi dapat peringkat satu, enggak begitu ngaruh. Untuk P, nilai akhir hanya dari nilai Sidanira dan kepengurusan ekskul saja," sambung dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Siswi di Duren Sawit, Menangis Tak Bisa Daftar PPDB Jalur Prestasi di SMA Pilihan, Akhirnya Lolos di Sekolah Lain"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tangis Kepsek SD di Ponorogo, Tak Ada Murid yang Daftar di Sekolahnya, Ruang Kelas Kini Dijadikan Perpustakaan"

Elementary school principal in Ponorogo cries, no students register at school, classrooms are now turned into libraries


Did you mean Tangis Kepsek SD di Ponorogo, Tidak Ada Murid yang Daftar di Sekolahnya, Ruang Kelas Kini Dijadikan Perpustakaan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved