40 PLTU Berteknologi Co-firing, PLN Turunkan Emisi Karbon 429 Ribu Ton CO2 Sepanjang Semester I 2023

Co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa

dokumentasi PLN
Sepanjang semester I 2023, PLN Grup mampu menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2. PLN Grup sukses menurunkan emisi karbon menggunakan teknologi co-firing, yaitu meningkatkan penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara di 40 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

TRIBUNBANTEN.COM - Sepanjang semester I 2023, PLN Grup mampu menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2.

PLN Grup sukses menurunkan emisi karbon menggunakan teknologi co-firing, yaitu meningkatkan penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara di 40 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Secara kumulatif, pada semester I 2023, penggunaan biomassa mencapai angka 0,4 juta ton dan akhir tahun ditargetkan mencapai 1 juta ton, lebih tinggi dari pada 2022, yakni 0,58 juta ton.

Baca juga: Lebih 1.700 Pelanggan PLN Punya Home Charging, DPR: Ekosistem Kendaraan Listrik Perlu Dukungan

Begitu pula jika dilirik dari 2021 yang hanya 0,29 juta ton.

Penggunaan biomassa ini akan terus bertumbuh hingga 10 juta ton pada 2025.

Co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa, seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan sawdust (serbuk gergaji).

Dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing.

Mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pellet.

Co-firing ini dilakukan tak sekadar mengurangi emisi, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan.

Kehadiran program ekonomi kerakyatan co-firing ini juga merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global.

"Mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi. Meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG),” ucapnya.

Baca juga: Warga di Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini Bakal Dialiri Listrik, Kerjasama PLN-PNG Power

Menurut Darmawan, penerapan co-firing di wilayah Sumatera dan Kalimantan (Sumkal) sebanyak 38.547 ton, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) 12.445 ton, dan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) sebanyak 353.575 ton biomassa.

Ke depan, dari 40 PLTU yang sudah terealisasi, hingga akhir tahun ini PLN akan menambah dua PLTU, dan bertahap mencapai 52 PLTU pada 2025.

"Sehingga, co-firing biomassa dapat menyumbang 12 persen dari total bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved