Penjelasan Kepsek SMPN 2 Cilegon soal Heboh Harga Buku Paket Dijual Jutaan Rupiah

Kepala Sekolah SMPN 2 Cilegon, Nurhayati angkat bicara soal berita heboh soal daftar harga buku paket yang mencapai jutaan Rupiah.

Editor: Ahmad Haris
Kolase TribunBanten.com/Ist
Kepala Sekolah SMPN 2 Cilegon, Nurhayati angkat bicara soal berita heboh soal daftar harga buku paket yang mencapai jutaan rupiah. 

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Heboh daftar harga buku paket di SMPN 2 Cilegon yang mencapai jutaan Rupiah, membuat Kepala Sekolah SMPN 2 Cilegon, Nurhayati buka suara.

Sebagai informasi, daftar harga buku pelajaran tersebut diduga terpasang di jendela gedung depan SMPN 2 Cilegon.

Hal tersebut membuat pro dan kontra warga Kota Cilegon, dalam menanggapinya di media sosial.

Baca juga: Heboh Harga Buku Paket di SMPN 2 Cilegon Dijual Jutaan Rupiah, Ini Kata Kepala Sekolah

Menurut pengakuan Kepsek SMPN 2 Cilegon Nurhayati, awalnya ia tidak mengetahui adanya daftar harga buku paket tersebut.

"Kertas harga yang ditempel di jendela sekolah, itu kita engga tahu. Itu dari penjual," ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (24/7/2023).

Nurhayati menjelaskan, buku pelajaran tersebut merupakan buku penunjang atau buku referensi yang dijual oleh salah satu toko buku.

Buku tersebut tidak diwajibkan untuk dibeli oleh para siswa di SMPN 2 Cilegon.

Kepala Sekolah SMPN 2 Cilegon, Nurhayati angkat bicara soal berita heboh soal daftar harga buku paket yang mencapai jutaan rupiah.

"Itu hanya buku penunjang atau buku refrensi, pihak sekolah tidak mewajibkan untuk membeli buku itu," katanya.

"Karena sekolah pun sudah menyediakan buku di perpustakaan anggarannya dari Bosda," sambungnya.

Nurhayati menyebutkan bahwa daftar harga itu merupakan milik salah satu toko buku yang sudah sejak lama menawarkan bagi siswa/siswi di SMPN 2 Cilegon.

"Dia sudah tiap tahun berjalan, itu kejadiannya bukan tahun ini saja tahun sebelumnya juga sudah berjalan, selama ini tidak ada masalah," katanya.

Meski demikian, buku-buku tersebut tidak diharuskan dan tidak diwajibkan untuk dimiliki para siswa.

Bahkan Nurhayati mengklaim bahwa dirinya tidak mengetahui mengenai daftar buku tersebut terpasang di gedung sekolah.

"Saya berani bersumpah, saya engga pernah tahu harga itu muncul di sini. Makanya saya klarifikasi bahwa di sekolah ngga pernah ada," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved