Pendapatan Negara di Banten Capai Rp 41,10 Triliun: Penerimaan Pajak Paling Besar dari Perdagangan
Rapat digelar secara rutin untuk membahas kinerja penerimaan negara serta penyaluran pagu anggaran.
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Hingga Juni 2023, realisasi belanja negara di Provinsi Banten sudah mencapai Rp 12,02 triliun atau 46,50 persen dari pagu anggaran.
Angka tersebut meliputi belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp 4,03 triliun serta transfer ke daerah senilai Rp 7,99 triliun.
Hal itu terungkap saat kantor vertikal Kementerian Keuangan menggelar rapat Assets and Liability Committee (Alco).
Baca juga: 24 Kategori Wajib Pajak dari Perusahaan hingga Perorangan Terima Penghargaan dari Bupati Serang
Rapat digelar secara rutin untuk membahas kinerja penerimaan negara serta penyaluran pagu anggaran.
Adapun capaian pendapatan negara di Provinsi Banten hingga 30 Juni 2023 sebesar Rp 41,10 triliun.
Pendapatan negara tersebut terdiri dari pendapatan sektor perpajakan senilai Rp 37,07 triliun, pendapatan sektor kepabeanan dan cukai senilai Rp 6,26 triliun, serta PNBP senilai Rp 0,76 triliun.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Banten, Sugiyarto, mengatakan hingga Juni 2023, sembilan KPP Kanwil DJP Banten mengalami pertumbuhan positif.
KPP dengan capaian tertinggi adalah KPP Pratama Pondok Aren, yaitu sebesar 65,94 persen dan KPP dengan pertumbuhan tertinggi adalah KPP Pratama Serang Timur senilai 23,03 persen.
"Kontribusi penerimaan pajak terbesar berasal dari PPh NonMigas dan PPN," katanya melalui rilis yang diterima TribunBanten.com, Senin (31/7/2023).
Menurut Sugiyarto, sektor dominan dengan pertumbuhan yang paling tinggi adalah sektor keuangan dan asuransi dengan pertumbuhan 54,58 persen.
Sektor perdagangan masih menjadi kontributor terbesar dalam penerimaan pajak di Provinsi Banten, dengan kontribusi sebesar 20,43 persen.
Baca juga: Rugikan Negara Lebih dari Rp 2 Miliar, Pengemplang Pajak Diserahkan DJP Banten ke Kejari Tangsel
Selain itu, realisasi penerimaan bea dan cukai mengalami tren pertumbuhan yang positif.
Pendapatan bea masuk diperoleh dari kinerja impor nasional, terutama barang konsumsi dan kebutuhan bahan baku/penolong kebutuhan industri raw sugar.
Pendapatan cukai tumbuh dipengaruhi kebijakan relaksasi (pembukaan) daerah tujuan wisata, pertumbuhan industri rokok elektrik serta kenaikan tarif cukai hasil tembakau, dan extra effort kegiatan pengawasan di bidang cukai.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.