Kisah Norita 5 Bulan Pakai Mobil Listrik dan Pengalaman Ojol Gunakan Motor Listrik

Bahkan, dia mengaku hanya mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk membayar servis mobil listrik.

dokumentasi PLN
PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia 

TRIBUNBANTEN.COM - Sudah lima bulan ini Norita menggunakan mobil listrik.

Bagaimana pengalamannya selama menggunakan mobil listrik?

Menurut Norita, betapa hematnya selama menggunakan mobil listrik.

Baca juga: Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Pertama di Lebak Diresmikan, Total ada 14 SPKLU di Banten

Bahkan, dia mengaku hanya mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk membayar servis mobil listrik.

"Dari pajak hingga servis murah. Jadi sangat menghemat biaya operasional," kata Norita.

Dulu, rata-rata pengeluaran operasional Norita untuk mobil hingga Rp 2 juta per bulan.

"Namun, ketika beralih ke mobil listrik, hanya perlu Rp 200.000-Rp 300.000 per bulan," ucapnya.

Selain itu, mobil listrik sangat ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap dan menimbulkan polusi.

Wawan Poedji Santoso, pengemudi ojek online (ojol), juga merasakan hematnya menggunakan motor listrik.

"Sekarang bisa menabung lebih banyak. Tidak ada lagi pengeluaran bensin Rp 50.000 per hari dan ongkos perawatan Rp 200 ribuan setiap dua sampai tiga minggu," ujarnya.

Pada awalnya, Wawan mengaku bingung menggunakan motor listrik, termasuk perawatan dan biayanya.

Baca juga: Mobil Listrik Hanya Rp 2.500 Tempuh Jarak 10 Km, Bandingkan dengan Mobil BBM yang Butuh Rp 14.000

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemerintah tengah mengakselerasi ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Hal itu demi menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.

“PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," katanya.

Menurut Darmawan, pengguna kendaraan listrik tak perlu risau.

PLN berkomitmen penuh dalam pembangunan ekosistem electric vehicle (EV) dari hulu hingga hilir di Tanah Air.
PLN berkomitmen penuh dalam pembangunan ekosistem electric vehicle (EV) dari hulu hingga hilir di Tanah Air. (dokumentasi PLN)

PLN telah membangun infrastruktur lebih merata.

"Apalagi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun pengisian listrik umum (SPLU), dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) telah siap, mudah, dan nyaman digunakan,” ucapnya.

PLN juga menyediakan layanan home charging untuk memudahkan pengisian daya di rumah.

Darmawan juga memaparkan pemakaian kendaran listrik yang membantu pengguna menjadi lebih hemat.

Sebagai gambaran, untuk kendaraan sepeda motor dengan jarak tempuh 50 kilometer (km) membutuhkan satu liter bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Tak Hanya Mal dan Perkantoran, UMKM juga Lirik Bisnis Prospektif Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik

Sepeda motor listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,2 kilowatt hour (kWh).

Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp1.699,53 per kWh, hanya diperlukan sekitar Rp 2.500 untuk sepeda motor listrik.

"Motor BBM menghabiskan sekitar Rp 13 ribu untuk menempuh jarak yang sama. Dengan begitu menggunakan motor listrik lebih hemat biaya 80 persen,” ujarnya.

Menurut Darmawan, kendaraan listrik sangat ramah lingkungan sehingga membantu menciptakan lingkungan yang lebih segar dan nyaman.

Baca juga: Pengguna Mobil Listrik Senang Sudah Tersedia SPKLU di Pelabuhan Merak, Total ada 14 Titik di Banten

Jika dibandingkan, emisi yang dihasilkan antara kendaraan BBM dan listrik, konsumsi satu liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik.

Emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg Co2e, dan emisi karbon 1,2 kWh listrik adalah 1,3 kg Co2e.

"Artinya, dengan menggunakan kendaraan listrik kita sudah mengurangi sekitar 50 persen emisi karbon," ucapnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved