Demo HUT Banten Ricuh

BREAKING NEWS Demo Mahasiswa di HUT ke-23 Banten Diwarnai Aksi Saling Dorong, Seorang Pingsan

Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi 4 Oktober (Getok) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Banten, Rabu (4/10/2023).

|
Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/MARTEENRONALDOPAKPAHAN
Ilustasi aksi unjuk rasa mahasiswa. Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi 4 Oktober (Getok) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Banten, Rabu (4/10/2023). 

Paripurna Istimewa HUT ke-23 Banten ricuh.

Dua mahasiswa menyoraki PJ Gubernur Banten, Al Muktabar.

Ini terjadi pada saat Al Muktabar sedang membacakan sambutan dan memaparkan capaian pembangunan Pemprov Banten pada Rabh (4/10/2023) pukul 11:48 WIB.

Secara tiba-tiba dari arah balkon, ada dua mahasiswa itu berteriak. Sontak saja, rapat paripurna yang digelar di DPRD Banten ricuh.

"Gubernur gagal, reformasi birokrasi mundur," teriak mereka.

Baca juga: Pj Gubernur Al Muktabar Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanudin Jelang HUT ke-23 Banten

Tak lama setelah itu pengamanan dalam (Pamdal) Sekretariat DPRD Banten dan petugas Satpol PP langsung menarik mahasiswa tersebut keluar dari ruangan paripurna.

Kedua mahasiswa tersebut mengaku, berasal dari Keluarga Mahasiswa Lebak atau Kumala dan Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Anggota Kumala, Syahrul Muhtarom mengaku, mendapat perlakuan yang tidak pantas dari petugas. Dia dicakar di bagian bibir hingga berdarah.

"Tadi ditarik, saya dikorowot (dicakar) perlakuan pengaman di dalam sangat tidak baik," katanya.

Syahrul mengatakan, dalam aksi kali ini mereka menyoroti soal kinerja Pemprov Banten yang telah gagal mengentaskan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Banten.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 223, sebanyak 826,13 ribu orang dari 12 juta jiwa penduduk di Provinsi Banten hidup di bawah garis kemiskinan.

BPS juga mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Banten mencapai 486,35 ribu orang. Bahkan, Banten masih menempati ranking satu angka pengangguran di Indonesia.

"Provinsi Banten gagal, karena banyak pengangguran tinggi sedangkan SDM tinggi, tapi pengangguran di mana-mana, tidak ada lowongan pekerjaan, angka kemiskinan meningkat," pungkasnya.

Meski sempat terjadi kericuhan, paripurna tersebut terus dilanjutkan. Sedangkan mahasiswa yang ditarik keluar diamankan di dalam pos Pamdal.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved