13 Tahun Letusan Gunung Merapi 26 Oktober, Begini Kronologi dan Sosok Mbah Maridjan 'Sang Penunggu'

26 Oktober 2023 merupakan 13 tahun letusan Gunung Merapi. Letusan Gunung Merapi terjadi pada 26 Oktober 2010.

Editor: Glery Lazuardi
Istimewa via Tribunnews
Ilustrasi Gunung Merapi. 26 Oktober 2023 merupakan 13 tahun letusan Gunung Merapi. Letusan Gunung Merapi terjadi pada 26 Oktober 2010. Sebelum terjadi letusan, terdapat aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010. Hingga akhirnya menyebabkan letusan Gunung Merapi pada Selasa 26 Oktober 2010. 

TRIBUNBANTEN.COM - 26 Oktober 2023 merupakan 13 tahun letusan Gunung Merapi.

Letusan Gunung Merapi terjadi pada 26 Oktober 2010.

Sebelum terjadi letusan, terdapat aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010.

Hingga akhirnya menyebabkan letusan Gunung Merapi pada Selasa 26 Oktober 2010.

Letusan Gunung Merapi mengakibatkan 353 orang tewas.

Salah satu di antaranya adalah Mbah Maridjan, penunggu Gunung Merapi

Baca juga: Upacara di Alun-alun Pancasila, Ada Patung Garuda Megah dari Kuningan yang Menghadap Gunung Merapi

Kronologi

20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta.

21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB.

25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB.

26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi.

Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar

pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan.

Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo.

Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.

27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus.

Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus.

28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.

Berikut adalah kronologi letusan Gunung Merapi:

Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit

Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit

Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit

Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit

Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit

Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit

Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo

Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman

Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit

Pukul 18.21 kembali terjadi awan panas besar selama 33 menit

Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membumbung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi

Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara

Baca juga: Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila di Bawah Gunung Merapi dan Merbabu, Ganjar: Momentum Persatuan

Profil Mbah Maridjan

Mbah Maridjan adalah seorang juru kunci Gunung Merapi.

Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX.

Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi.

Mbah Maridjan mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu disandangnya sejak tahun 1982.

Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal.

Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan minuman energi KukuBima Ener-G!.

Selain itu, Mbah Maridjan juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga akhir hayatnya.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer.

Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim.

Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius.

Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Ini Enam Mitos dan Mistis yang Menyimpan Misteri, Boleh Percaya Atau Tidak!

Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010.

Almarhum Mbah Maridjan mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, dalam kategori pelestari adat dan tradisi.

Pemberian penghargaan dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, pada tanggal 29 November 2011, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved