Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 121 122 123 124: Unsur Cerpen dalam Cuplikan Cerita

Mari simak soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124 tentang unsur-unsur cerpen dalam cuplikan cerita

Editor: Siti Nurul Hamidah
istockphoto/TribunBanten.com
Mari simak soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124 tentang unsur-unsur cerpen dalam cuplikan cerita 

TRIBUNBANTEN.COM - Mari simak soal dan kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124 tentang unsur-unsur cerpen.

Dalam soal Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124, siswa akan mengerjakan soal uraian Tugas 1.

Pada soal Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124, siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur-unsur cerpen dalam cuplikan cerita.

Soal yang harus dijawab siswa salah satunya: "unsur apa saja yang dominan pada cuplikan-cuplikan cerita berikut?"

Ilustrasi siswa belajar mandiri
Ilustrasi siswa belajar mandiri (k5learning.com)

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 182: Pernyataan yang Menggambarkan Kalimat Persuasif

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 10 Hal 143-144: Kata Ganti dalam Teks Biografi Muhammad Hatta

Sebelum melihat kunci jawaban dalam artikel ini, siswa diharapkan telah mengerjakan soal secara mandiri.

Soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124 ini hanya untuk panduan orangtua atau wali murid dalam memandu proses belajar.

TribunBanten.com tidak bertanggungjawab dalam perbedaan jawaban pada kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 121, 122, 123, 124.

Lebih lengkapnya, baca soal dan kunci jawaban berikut:

Tugas 1

1. Unsur apa saja yang dominan pada cuplikan-cuplikan cerita berikut?

Berkelompoklah untuk mendiskusikan unsur-unsur cerpen.

a. Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran setengah malam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir.

Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu. Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati? Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap kesusahan, aku tolong. Tidak seorang dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi malam. Kaulihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku.

b. “Terus solusinya bagimana?”
”Kita berempat sudah berunding. Karena Maya takut gelap, dia harus selalu tidur lebih dulu dari kami tidur minimal setengah jam sesudahnya supaya ketika kami mematikan lampu, dia udah tidur. Kalau dia terlambat berarti risiko dia. Tapi karena kami baik, he ... he...” Siwi tertawa sejenak. ”Jika ternyata kami sudah tidur dan dia belum dia boleh menyalakan lampu minyak. Nah ... biar yang lain tidak terganggu sinarnya lampu minyak itu, dia pindah ke tempat tidur yang paling ujung. Bergantian dengan Dinda. Begitu, Bu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved