Konflik Israel Palestina

Banyak Pasukan Israel Tumbang di Gaza Gegara Diare dan Keracunan, Ini Dugaan Penyebabnya!

Banyak tentara Israel di Jalur Gaza dilaporkan menderita penyakit pencernaan dan mengalami keracunan makanan.

Editor: Ahmad Haris
(JACK GUEZ / AFP)
Seorang tentara Israel menyandarkan kepalanya di laras senapan howitzer artileri gerak sendiri ketika tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 9 Oktober 2023. Terkejut dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya, Israel yang berduka telah memperhitungkan lebih dari 1000 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 493 menurut para pejabat Palestina. 

TRIBUNBANTEN.COM - Sejumlah tentara Israel di Jalur Gaza dilaporkan menderita penyakit pencernaan dan mengalami keracunan makanan.

Melansir Tribunnews seperti dilansir dari Media Israel bernama Yedioth Ahronoth, pada hari Senin, (4/12/2023), ada lonjakan penyakit usus yang menyerang tentara Israel.

Lalu, apa penyebabnya?

Mengkutip The New Arab, sejak perang Hamas-Israel meletus tanggal 7 Oktober lalu, ada banyak restoran dan pihak perseorangan yang menyumbangkan makanan kepada tentara Israel.

Ada laporan yang menyebutkan makanan itu diduga tercemar saat proses persiapan, penyaluran, atau penyimpanan.

Banyak tentara yang menderita gejala keracunan makanan, termasuk diare parah dan badan panas.

Baca juga: Desak Arab Saudi Masukkan Israel ke Daftar Teroris, Yaman Minta Hamas Dicabut dari Daftar Hitam

“Diare telah menyebar di antara para tentara di selatan, di tempat berkumpul, dan kemudian di antara para tentara yang bertempur di Gaza,” kata Tal Brosh, Direktur Bidang Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Assuta, Ashdod, Israel.

“Infeksi karena bakteri Shigella, yang menyebabkan flu perut (gastroenteritis), telah didiagnosis, dan ini adalah penyakit yang sangat serius dan telah menyebar di antara tentara di Gaza. Infeksi karena bakteri Shigella terjadi lewat kontak langsung antarindividu atau melalui makanan,” ujar dia menjelaskan.

“Jika infeksi itu menyebar di antara 10 tentara di kompi infantri, dan mereka mengalami demam setelah suhu badan mencapai 40 derajat Celsius, dan mereka mulai mengalami diare tiap 20 menit, maka mereka tak lagi sehat untuk bertempur.”

Brosh mengatakan tak mungkin melarang orang untuk menyumbangkan makanan kepada tentara.

Namun, dia menekankan pentingnya memastikan makanan tetap aman dikonsumsi untuk menghindari risiko penyakit.

Adapun ketika perang Hamas-Israel meletus, waralaba McDonald’s di Israel mengumumkan telah mendonasikan ribuan paket makanan gratis untuk tentara Israel.

Tindakan itu memicu aksi boikot di negara-negara Arab.

Waralaba McDonald’s di Uni Emirat Arab, Yordania, dan Turki kemudian menyeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa waralaba di sana tidak punya kaitan dengan waralaba di Israel.

Tentara disebut makan makanan tak layak

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved