Gabungnya Prabowo ke Pemerintahan Jokowi Disebut Bawa Semangat Rekonsiliasi Nasional

Pengamat menilai Prabowo Subianto yang disebut tidak kuat menjadi oposisi karena gabung di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah keliru.

|
Editor: Ahmad Haris
foto: Agus Suparto/IST
Pertemuan Menhan Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi di Istana Yogyakarta, Rabu (1/1/2020) 

TRIBUNBANTEN.COM - Tudingan terhadap Prabowo Subianto yang menyebut tidak kuat menjadi oposisi karena gabung di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah keliru.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari.

Qodari menilai, bergabungnya Prabowo dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan dilatarbelakangi karena kekuasaan.

Baca juga: Prabowo Subianto Ajak Rakyat Tak Perlu Saling Hasut, TKN: Demi Kerukunan Bangsa!

Melainkan semangat rekonsiliasi nasional, menghindari polarisasi ekstrem di tengah masyarakat.

“Singkatnya Pak Prabowo itu lebih lama dan lebih berpengalaman sebagai oposisi," kata Qodari saat dihubungi wartawan, Kamis (14/12/2023).

Qodari menegaskan, konteks masuknya Prabowo menjadi bagian koalisi pemerintah dalam rangka merajut persatuan nasional, bersama-sama menghadapi dan memberikan solusi atas permasalahan yang dialami masyarakat.

“Jadi masuknya Pak Prabowo itu dengan melihat pertama-tama masalah yang ada di masyarakat jadi sebagai sebuah solusi terhadap permasalahan di masyarakat, jadi gabung tidak gabung itu harus ada konteksnya,” ujar Anies.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan sempat menyinggung Prabowo Subianto yang tidak kuat menjadi oposisi karena tidak bisa berbisnis.

Hal ini disampaikan Anies usai debat pertama Pilpres 2024 yang berlangsung di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat pada Selasa (12/12/2023) malam.

Baca juga: NasDem DAN PKB Masih Gabung di Kabinet Jokowi, Kritik Pedas Anies ke Presiden Dipertanyakan

Qodari mencatat pengalaman Prabowo berada di luar pemerintah lebih lama, dibandingkan dengan Anies Baswedan yang tidak memiliki rekam jejak oposisi, hanya sebatas berseberangan sikap dengan Presiden Jokowi dalam konteks Pilpres 2024.

“Mas Anies pernah di pemerintahan Pak Jokowi lalu kemudian diberhentikan sebagai menteri lalu kemudian maju sebagai gubernur dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta,” ujarnya.

“Jadi kalau bicara posisi sebagai oposisi di luar pemerintahan itu, sebetulnya sikapnya saja atau positioning nya oposisi terhadap Pak Jokowi,” tandasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Qodari sebut Gabungnya Prabowo ke Pemerintahan Jokowi Bawa Semangat Rekonsiliasi Nasional

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved