Pengamat Sebut Prabowo Tengah Menata Sumber Daya Alam untuk Kepentingan Rakyat

Pemerintahan Prabowo lewat Kementerian ESDM dinilai tengah menata secara besar-besaran dalam tata kelola sektor tambang dan energi nasional. 

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
Capture Live Sekretariat Presiden
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM dinilai tengah melakukan penataan besar-besaran dalam tata kelola sektor tambang dan energi nasional.  

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Pemerintahan Prabowo Subianto lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dinilai tengah melakukan penataan besar-besaran dalam tata kelola sektor tambang dan energi nasional. 

Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang, menuju kedaulatan energi dan restrukturisasi ekonomi nasional.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul mengatakan, Presiden Prabowo Subianto kini sedang melakukan “reset” total terhadap sistem ekonomi dan politik, termasuk di sektor energi.

Baca juga: Presiden Prabowo Perintahkan TNI Siapkan Pasukan Perdamaian untuk Gaza

“Prabowo sedang melakukan overhaul besar-besaran,” kata Adib dalam diskusi publik bertajuk “Satu Tahun Prabowo-Gibran: Sudah Berdaulatkah Kita dalam Energi?” di BSD Tangsel, Senin (13/10/2025).

"Ia menghitung ulang kekayaan sumber daya dan menata kembali siapa yang berhak mengelola," lanjutnya.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, Pengamat Komunikasi Politik UMT, Korry El Yana, pengamat energi dari Gerilya Institute, Subhkan Agung Sulistio, saat diskusi bersama awak media di BSD Tangsel, Senin (13/10/2025).
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, Pengamat Komunikasi Politik UMT, Korry El Yana, pengamat energi dari Gerilya Institute, Subhkan Agung Sulistio, saat diskusi bersama awak media di BSD Tangsel, Senin (13/10/2025). (TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan)

Ia menjelaskan, banyak proyek energi yang kini dievaluasi kembali, agar tidak menjadi lahan permainan para makelar energi yang selama ini menguasai rantai bisnis migas dan tambang di Indonesia. 

“Selama para makelar itu masih kuat, siapa pun menterinya akan sulit membawa perubahan. Karena itu, langkah penertiban dari Presiden harus kita dukung,” ucapnya.

Adib juga menilai, pencabutan dan pengembalian izin tambang yang marak dilakukan Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil Lahadalia dalam setahun terakhir, merupakan bagian dari upaya menegakkan regulasi yang lebih tegas. 

Ia mencontohkan, kasus tambang di Raja Ampat yang dinilainya menjadi pelajaran penting agar izin usaha tidak lagi diberikan sembarangan.

“Masalahnya bukan pada kurangnya aturan, tapi lemahnya penegakan. Jadi, langkah pemerintah menertibkan izin dan memastikan pembangunan smelter adalah hal yang tepat,” katanya.

Adib menambahkan, salah satu tantangan terbesar pemerintah adalah menghadapi narasi negatif di media sosial yang sering menyesatkan publik. 

“Potongan video atau pernyataan dipelintir, lalu menciptakan diksi yang salah di publik. Padahal, kebijakan belum tentu seburuk yang dibayangkan,” tuturnya.

Ia menegaskan, tata kelola tambang dan energi yang transparan adalah fondasi menuju kedaulatan nasional. 

“Tambang boleh dilakukan, asal diatur ketat dan hasilnya kembali untuk rakyat. Kalau semua diatur dengan benar, maka tidak ada yang salah dari tambang,” tegasnya.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved