Dishub Banten Usul Pembangunan MRT Dilanjut Sampai Kota Serang

Dinas Perhubungan (Dishub) Banten sedang melakukan kajian kelayakan pengembangan mass rapid transit (MRT) di Kota Serang.

Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Abdul Rosid
Dok/MRT Jakarta
Dinas Perhubungan (Dishub) Banten sedang melakukan kajian kelayakan pengembangan mass rapid transit (MRT) di Kota Serang. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Dinas Perhubungan (Dishub) Banten sedang melakukan kajian kelayakan pengembangan mass rapid transit (MRT) di Kota Serang.

Itu menyusul karena akan dimulainya MRT Jakarta Fase 3, yakni, Cikarang-Belaraja Tangerang, oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Kepala Dishub Banten, Tri Nurtopo mengaku, ingin pengembangan MRT Cikarang-Belaraja bisa dilanjutkan ke Kota Serang.

Baca juga: WASPADA! Enam Daerah di Banten Bakal Guyur Hujan dan Angin Kencang Kamis 11 Januari 2024

Oleh karena itu, hasil kajian tersebut akan diserahkan ke pemerintah pusat.

"Kita kajian dulu, karena itu pembangunannya harus sama dengan MRT di Belaraja," kata Tri di lingkungan KP3B, Kota Serang, Kamis (11/1/2024).

Menurut Tri, rencana pengembangan MRT hingga Kota Serang untuk mempercepat akses masyarakat Ibu Kota Banten dan sekitarnya ke Jakarta.

"Kita ingin memperbanyak transportasi massal di Banten agar beban jalan atau kemacetan dapat berkurang," ujar dia

Tri menilai, jalur kereta yang tersedia dari Serang menuju Jabodebek harus menggunakan kereta api commeter line lokal Merak-Rangkasbitung.

Dinas Perhubungan (Dishub) Banten sedang melakukan kajian kelayakan pengembangan mass rapid transit (MRT) di Kota Serang.
Dinas Perhubungan (Dishub) Banten sedang melakukan kajian kelayakan pengembangan mass rapid transit (MRT) di Kota Serang. (Tribunnews/JEPRIMA)

Kemudian masyarakat melanjutkan perjalanannya dengan KRL Commuter Line Rangkasbitung-Tanahabang.

"Kajian kita itu kan kereta yang ada saat ini kan ke selatan dulu muter. Kita ingin ada jalur cepat baru atau kereta shortcard arah ke Tangerang, Belaraja," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, pembangunan stasiun MRT di Banten akan dilakukan di Belaraja, Kabupaten Tangerang.

Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, pengembangan moda transportasi massal itu sangat penting untuk mengatasi kepadatan kendaraan di jalan raya.

“Makanya, Presiden Jokowi melakukan langkah cepat untuk mengatasi kepadatan itu, salah satunya dengan menggiatkan moda transportasi publik,” kata Al Muktabar.

Al Muktabar pun mendukung pengembangan moda transportasi publik MRT hingga ke wilayah.

Sebab, banyaknya mode transportasi massal yang baik akan juga berdampak pada kualitas udara di daerah-daerah aglomerasi, yakni Jabodetabek.

“Jika ini kita kembangkan, otomatis akan dapat mengurangi tingkat polusi udara,” ujar dia.

Adapun rencana kawasan transit oriented development (TOD) atau stasiun di wilayah Banten ada 14, berikut daftarnya:

1. Balaraja pada km 0+000.

2. Cibadak pada km 2+020 sepanjang 2,020 meter.

3. Pasir Gadung pada km 4+200 sepanjang 2,180 meter.

4. Otonom pada km 6+100 sepanjang 1,900 meter.

5. Bunder pada km 8+600 sepanjang 2,500 meter.

6. Stasiun Kadu pada km 11+300 sepanjang 2,700 meter.

7. Perumnas pada km 13+700 sepanjang 2,400 meter.

8. Danau Ranau pada km 15+600 sepanjang 1,900 meter.

9. Cikokol pada km 17+040 sepanjang 1,440 meter.

10. Kebon Nanas pada km 19+260 sepanjang 2,220 meter.

11. Stasiun Panunggangan pada km 21+740 sepanjang 2,480 meter.

12. Kunciran pada km 24+100 sepanjang 2,360 meter.

13. Hasyim Asyari pada km 25+800 sepanjang 1,700 meter.

14. Karang Tengah pada km 28+360 sepanjang 2,560 meter.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved