Penjelasan PT. Chandra Asri Tentang Penyebab Pembakaran Gas hingga Timbulkan Bau Menyengat

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - PT. Chandra Asri Pacific (CAP) Tbk Ciwandan angkat bicara soal adanya bau gas kimia yang menyengat di sekitar Kota Cilegon.

Insiden itu terjadi diduga akibat adanya gangguan alat di PT. CAP, yang menimbulkan pembakaran gas di cerobong (flare stack).

"Penyebabnya hanya karena hujan, dan bercampur dengan bensin," ujar Advisor PT. Chandra Asri Pacific Tbk Ciwandan, Endang Suyitno saat ditemui seusai melakukan audiensi dengan Wali Kota Cilegon, Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Terdampak Pembakaran Gas PT Chandra Asri, Puluhan Emak-emak di Cilegon Alami Sesak dan Mual-mual

Menurutnya, bau menyengat yang dialami akibat insiden itu hanya pusing, dan tidak berakibat bahaya hingga fatal.

"Kalau bahaya sampai meninggal nggak, tapi kalau pusing, terlalu lama mungkin iya, tapi InsyaAllah enggak (bahaya,-red) lah kalau ini," jelasnya.

Endang juga menepis informasi yang beredar bahwa insiden itu karena adanya kebocoran kimia.

Secara tegas, Endang menyampaikan bahwa insiden itu bukan kebocoran kimia, melainkan adanya campuran air dan bensin.

"Bukan kebocoran kimia, sudah disampaikan kalau ini hanya bercampur dengan bensin dan bercampur air saja, bukan kimia," tandasnya.

Diakui Endang, akibat adanya insiden itu pihaknya telah berkomitmen untuk segera menanganinya.

"Kita komitmen, kita akan tangani, karena memang ini kejadian baru satu kali, dan kita juga sifatnya tiba-tiba, kita juga belum siap juga," katanya.

Baca juga: Buntut Kecocoran - Bau Gas Kimia Menyebar, Walkot Helldy Tutup Sementara Oprasional PT Chandra Asri

"Tapi kita berusaha, kita akan tangani secepatnya dan untuk proses di lapangan sudah kita tangani, sedang dalam investigasi dan perbaikan," sambungnya.

Dengan distopnya kegiatan oprasional PT CAP atas arahan dari Walikota Cilegon Helldy Agustian, Endang menyampaikan, bahwa pihaknya akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh pihak pemerintah setempat.

"Kalau memang aturannya seperti itu dari pemerintah, yah paling nanti kita stop sampai pemerintah mengatakan jalan kita jalan," ungkapnya.