Dinkes Sebut Ada 8 Aksi untuk Kurangi Angka Stunting di Kota Cilegon, Apa Saja?

Nutrisionis Muda Dinas Kesehatan Kota Cilegon Lia Pursitawati mengungkapkan, ada delapan aksi dalam menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Ahmad Haris
TRIBUNBANTEN.COM/Tajudin
Nutrisionis Muda Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Lia Pursitawati. 

Di antaranya yaitu dengan PT. Chandra Asri yang sudah berjalan sejak tahun 2018-sekarang.

Hal ini dilakukan lantaran keuangan Dinkes terbatas.

"Bantuan CSR dari Chandra Asri kita sudah terlaksana pos gizi di Puskesmas Ciwandan dan Citangkil 2," jelasnya.

Lia menilai, dari adanya pos gizi di beberapa Puskesmas, dapat dilihat bahwa hasilnya cukup signifikan dalam menurunkan angka balita yang mempunyai malnutrisi, baik itu terhadap balita yang bermasalah gizi kurang, gizi buruk, ataupun stunting.

"Ada pemeriksaan fisik kesehatan oleh dokter spesialis anak, pengukuran, penimbangan, pemeriksaan Hb dan pemberian makan selama 48 hari," jelasnya.

Selain dengan PT Chandra Asri, kata dia, pihaknya juga telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya yang ada di daerah Grogol dan Pulomerak.

"Di kecamatan Grogol dan Pulomerak kita bekerjasama dengan PT ASDP, PT. IP dan PT. LOTTE," ucapnya.

Lia menjelaskan, bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat penyakit infeksi yang berulang, sakit-sakitan yang ditandai dengan tinggi badan kurang dari standar.

"Untuk menghindari stunting, langkah pertama yaitu harus rajin ke posyandu untuk mengukur dan menimbang balitanya," ujarnya.

Kata Lia, para orang tua balita harus bisa memastikan informasi soal stunting yang bisa didapatkan di posyandu.

Menurutnya, dengan sedini mungkin para orang tua mengetahui berat badan dan tinggi badan si balita.

Apakah berat badannya turun atau tetap setiap kali ditimbang, kata dia, maka harus dirujuk ke Puskesmas.

"Jadi harus sedini mungkin tau, apalagi kalau dua kali berturut-turut turun, apakah ada penyakit penyerta atau apa harus segera ditangani," jelasnya.

Disampaikan Lia, gizi buruk bukan hanya disebabkan karena pola makan yang salah.

Namun bisa jadi, kata dia, hal itu disebabkan oleh penyakit penyerta yang dialami si balita.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved