Muncul Dugaan Korupsi Pembelian Pesawat Mirage 2000-5, Wamenhan Minta Stop Sebar Fitnah dan Hoax

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) bakal membeli 12 jet tempur bekas jenis Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara (AU) Qatar.

Editor: Ahmad Haris
WartaKota/Nuri Yatul Hikmah
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra dalam konferensi pers di Kemenhan, Senin (12/2/2024). 

TRIBUNBANTEN.COM - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra buka suara soal isu korupsi pembelian 12 jet tempur bekas jenis Mirage 2000-5 dari Qatar.

Isu tersebut mulanya muncul dari sebuah kanal berita media asing, Meta Nex, yang tersebar melalui MSN dengan judul 'Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation'.

Dalam berita itu, disebutkan bahwa European Investigative Order (EIO) telah membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ceko.

Baca juga: Jadi Pengacara Kemenhan, Hotman Paris Sebut Pemberitaan Media Asing Prabowo Korupsi Mirage Hoaks!

Bahkan, menurut The Group of States Against Corruption (GRECO), penyelidikan itu telah dimuat dalam telegram yang ditujukan pada Kedutaan Besar Amerika.

Selain itu, ada pula berita yang menginformasikan bahwa ada orang dari PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) yang mendominasi pengadaaan alutsista di Kemhan.

Atas hal itu, Wamenhan Muhammad Herindra mengatakan, bahwa informasi itu berisi hoax dan fitnah.

"Jika ini terus dikembangkan, maka informasi-informasi yang ada saat ini dapat memperlemah upaya Kementerian Pertahanan dalam merancang sistem kekuatan pertahanan Indonesia," kata Herindra dalam konferensi pers di Kemhan, Senin (12/2/2024).

Menurut Hendra, informasi sesat seperti itu kerap dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu dalam tujuan diplomasi pengadaan alutsista.

Bahkan, Hendra juga menyinggung soal adanya kepentingan nasional yang dikorbankan demi kepentingan politik dari mencuatnya informasi tersebut.

"Kami di Kemhan, menyayangkan adanya fitnah dan pelemahan tersebut. Kami mengimbau kepada semua pihak untuk tidak mengorbankan kepentingan nasional hanya demi kepentingan politik sesaat," ujar Herindra.

"Stop, penyebaran informasi sesat, fitnah, dan hoax," ucap Hendra.

Oleh karena itu, Herindra mengungkapkan sejumlah klarifikasi terkait fakta yang sebenarnya terjadi di Kemhan terkait pembelian jet tempur tersebut.

Pertama, Herindra mengatakan bahwa pemilihan jet Mirage 2000-5 belum terjadi, karena alasan keterbatasan ruang fiskal atau keterbatasan biaya.

"Dan Kemhan, tetap fokus berusaha untuk mencari pesawat tempur terbaik untuk menjaga wilayah udara Indonesia," ujar Hendra.

"Salah satunya adalah pemilihan pesawat tempur Rafale dan Prancis yang akan segera hadir secara bertahap di Indonesia," jelas Hendra.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved