Waspada, BBPOM Serang Temukan Banyak Makanan Ditambahkan Bahan Berbahaya di Banten
Satu di antara dampak rendahnya penerapan sanitasi, higienitas saat mengolah pangan adalah terjadinya keracunan.
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Sepanjang 2023, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Serang menemukan banyak beredar pangan yang ditambahkan bahan berbahaya.
Kepala BBPOM Serang, Mojaza Sirait, mengatakan dari 521 sampel yang diambil, sebanyak 62 di antaranya positif mengandung bahan berbahaya, di antaranya formalin, boraks, dan rhodamin B.
Menurut Mojaza Sirait, permasalahan keamanan pangan yang masih kerap terjadi antara lain rendahnya penerapan sanitasi, higienitas pada pengolahan pangan, dan penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan.
Baca juga: BPOM Temukan Banyak Apotek di Banten Bermasalah, Delapan Ditutup Sementara
"Selain itu, juga kurangnya kesadaran konsumen akan pentingnya pangan yang aman," ujarnya melalui rilis yang diterima TribunBanten.com, Kamis (29/2/2024).
Satu di antara dampak rendahnya penerapan sanitasi, higienitas saat mengolah pangan adalah terjadinya keracunan.
"Berdasarkan data keracunan dari Kementerian Kesehatan pada 2023, Banten masuk urutan ke-8 provinsi dengan kasus keracunan pangan yang tinggi, yaitu 80 kasus," ucapnya.
Hal itu dikatakan Mojaza pada kegiatan Advokasi Program Nasional Keamanan Terpadu 2024 di auditorium Florence Nightingale, Akper Yatna Yuana, Kabupaten Lebak, Kamis.
Kegiatan yang digelar BBPOM Serang bersama lintas sektor itu dibuka langsung Sekda Lebak Budi Santoso dan dihadiri kepala desa, kepala sekolah, dan pengelola pasar intervensi program.
Kegiatan advokasi ini merupakan tahapan awal Program Nasional Keamanan Pangan Terpadu, yaitu Sekolah dengan PJAS Aman, Desa Pangan Aman, dan Pasar Pangan Aman berbasis komunitas.
Program ini berbasis pemberdayaan masyarakat untuk membentuk masyarakat sadar pangan aman hingga tingkat keluarga.
Baca juga: BPOM Temukan Bakteri Bacillus Cereus di Kandungan Makanan Siswa SDN Kependilan, Bahayakah?
Budi Santoso mendukung pelaksanaan Program Keamanan Pangan Terpadu di Kabupaten Lebak.
Apalagi saat ini anak-anak sudah ada yang terkena penyakit diabetes dan perlu kerja sama lintas sektor untuk mencegah terjadi kasus lebih banyak.
"Nanti anak-anak akan diedukasi, produsen akan diedukasi terkait produksi yang baik. Di pasar, tempat berbagai macam pangan beredar perlu pengawasan bersama juga,” katanya.
Menurut Budi Santosa, ada banyak manfaat Program Desa Pangan Aman.
“Desa yang dipilih, di antaranya merupakan desa wisata karena pangan yang beredar akan dikonsumsi oleh para wisatawan yang datang. Jika ada keracunan, berdampak negatif bagi desa sendiri,” ujarnya.
Baca juga: BPOM Ungkap Problem Obat dan Makanan di Banten, Minta Organisasi Lintas Sektor Terlibat Pengawasan
Asda I Kabupaten Lebak, Alkadri, yang juga turut hadir pada kegiatan ini menyampaikan program-program yang ada dinas-dinas di kabupaten Lebak, serta pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor.
“Aman itu bukan hanya aman dari musuh, dari gangguan, tapi juga apa yang kita makan. Kolaborasi dari seluruh instansi menjadi sangat penting, paling penting yaitu edukasi," katanya.
Menurut dia, satu di antara penyebab angka stunting tinggi adalah pengetahuan.
"Di suatu daerah, tidak ada yang tahu apa itu stunting. Apalagi hubungannya dengan keamanan pangan,” ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.