Pemkot Cilegon

KEREN Ciptakan Alat Pengelola Air Hujan Siap Minum, Warga Cilegon Sabet Juara I Inovasi TTG Nasional

Niko Abdian, warga Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berhasil menjadi juara pertama dalam ajang TTG Nusantara XXV.

Editor: Abdul Rosid
Dok/Pemkot Cilegon
Niko Abdian, warga Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berhasil menjadi juara pertama dalam ajang TTG Nusantara XXV. 

TRIBUNBANTEN.COM - Niko Abdian, warga Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berhasil menjadi juara pertama dalam ajang Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara XXV di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024).

Gelar juara tersebut didapat Niko, setelah berhasil menciptakan alat pengolahan air hujan menjadi air bersih, dan air minum sistem ultrafiltrasi portable.

“Saya menciptakan alat ini karena mau mengatasi krisis air di Pulomerak,” kata Niko.

Baca juga: Intip Serangkaian Kegiatan di SMPN 5 Cilegon selama MPLS Tahun Pelajaran 2024/2025

Niko menjelaskan, dirinya terpikir menciptakan alat tersebut, karena keresahan krisis air yang terjadi puluhan tahun di daerah pegunungan Pulomerak dan Grogol.

Di mana, kata dia, setiap musim kemarau krisis air selalu melanda.

“Jika sudah ada alat ini, maka warga cukup menampung air hujan dan akan diolah menjadi air bersih, bahkan siap minum,” jelasnya.

Menurut Niko, butuh waktu 1 tahun menyempurnakan alat dengan total yang sudah dihabiskan yakni Rp13 juta.

Niko Abdian,
Niko Abdian, warga Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berhasil menjadi juara pertama dalam ajang TTG Nusantara XXV.

Diceritakan Niko, awalnya saat lomba TTG tingkat kota hanya mengelola air bersih saja dan sekarang meningkat bisa untuk air minum.

"Yang mahal itu adalah ujicobanya 7 kali. Kalau alat hanya Rp7 juta sampai Rp8 juta. Tapi kalau sudah sempurna seperti sekarang hanya 2 kali ujicoba awal dan akhir cukup dan lebih murah. Total semuanya adalah Rp 12,9 juta atau total Rp 13 juta," tuturnya.

Diterangkan Niko, pengoprasian alat sendiri hanya tinggal menekan tombol saja tidak butuh listrik. Karena, sudah ada solar panel cahaya.

Di sisi lain, ada beberapa langkah kerja alat. Pertama menyedot dan memfilter air untuk dibersihkan kotoran debu, lumut dan lainnya.

Selanjutnya, disalurkan ke melanis ziolit partikel terlarut misalnya zat besi, zat kapur dan lainnya lalu masuk ke ultrafiltrasi untuk menyaring bakteri dan virus hingga menjadi air bersih.

"Kalau untuk menjadi air minum ada satu langkah lagi yakni masuk ke karbon aktif, kemudian ada spoon 5 micron dan masuk ke UV dan langsung bisa dimunum," terangnya.

Dalam hal ini, Niko berharap, alat tersebut bisa diperbanyak untuk bisa mengatasi kekeringan dan krisi air di pegungan Pulomerak dan Grogol.

"Saya juga pernah menangalisa secara sederhana tentang hydrologi. Di mana, air minun disana sangat mencukupi. Jika sebelumnya dari bawah dipompa sampai keatas, dengan ini cukup disiapkan penampungan air tertutup seperti toren atau terbuka seperti kolam retensi atau sungai atau air kolam terbuka dipasangkan langsung," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved