PLN UID Banten
Cerita Kelompok Wanita Tani Anthurium Tangerang Gunakan Smart Farming Listrik, Omzet Naik 40 Persen!
Melalui program Electrifying Agriculture, KWT Anthurium betul-betul merasakan manfaat dari inovasi teknologi
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG - Kelompok Wanita Tani (KWT) Anthurium di Pondok Arum, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, memanfaatkan listrik untuk beragam aktivitas smart farming.
KWT Anthurium juga menggunakan listrik sebagai penunjang pertanian, seperti menyalakan mesin penyiraman tanaman otomatis, pompa air, dan peralatan elektronik lainnya.
PLN UID Banten pun memantapkan dukungan pada pertumbuhan sektor agrikultur melalui program bertajuk "Merdeka dengan Electrifying Agriculture" kepada KWT Anthurium, Kamis (29/8/2024).
Baca juga: Kerahkan Ribuan Personel serta Peralatan Pendukung, PLN UID Banten Sukses Kawal Peringatan HUT RI
Pemantapan dukungan itu dihadiri Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cikokol, Badruz Zaman; Kabid Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, drh Ibnu Ariefyanto; dan Lurah Kelurahan Nambo Jaya, Hadi Dharnamawan.
Selain itu, juga hadir Ketua KWT Anthurium Yuliana Dharmawan, serta perwakilan Srikandi (pegawai perempuan) PLN.
Melalui program Electrifying Agriculture, KWT Anthurium betul-betul merasakan manfaat dari inovasi teknologi berbasis listrik ini.
Dengan metode smart farming yang digunakan, membuat omzet meningkat 40 persen dari sebelumnya rata-rata Rp 850 ribu menjadi Rp 1,2 juta setiap bulannya.
Ketua KWT Anthurium, Yuliana Darmawan, menyambut baik program Electrifying Agriculture.
“ Alhamdulillah proses pasang baru kami berjalan lancar dan cepat karena PLN sangat komunikatif," ujarnya.
Dia mengaku sangat puas sekali dan KWT Anthurium bisa langsung merasakan keuntungannya karena semakin efisien tidak lagi bergantung dengan mesin diesel.
Baca juga: Tim Voli Putri Zhebot-Q Dibina Langsung PLN UID Banten, Jadi Kado HUT Ke-79 RI
"PLN juga memperkenalkan PLN Mobile yang sangat membantu urusan kelistrikan kami,” ucapnya.
Hasil panen Anthurium Farm naik 47 persen persen dari sebelumnya rata-rata 17 menjadi 25 kg per bulan setelah menggunakan DFT (Deep Flow Technique) yang ditunjang listrik PLN.
“Sebelumnya, kebun kami menggunakan teknik konvensional. Butuh waktu rata-rata enam minggu untuk usia panen sayur. Setelah menggunakan listrik untuk menyirkulasikan air ke dalam instalasi hidroponik umur panen kebun kami dapat lebih cepat,” ujarnya.
drh Ibnu Ariefyanto menyatakan dukungannya sekaligus mengapresiasi program Electrifying Agriculture PLN dalam mendorong sektor agrikultur, khususnya di Kota Tangerang.
Baca juga: Tak Hanya Pelatihan, PLN UID Banten juga Sediakan Fasilitas untuk Mendukung Batik di Cibeber Cilegon
“Kami berharap program ini terus meluas. Semakin banyak pelaku usaha pertanian yang merasakan manfaatnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.