Di COP29 Azerbaijan, PLN Paparkan Berbagai Inisiatif dan Strategi Pembiayaan Transisi Energi
Sejak diluncurkan di KTT G20, GBFA telah diikuti beberapa negara, seperti Prancis, Kanada, dan Kenya.
Dalam konteks ini, PLN telah merancang beberapa inisiatif pembiayaan hijau.
Satu di antaranya melalui penyusunan Sustainable Linked Financing Framework (SLFF) dan Green Financing Framework (GFF).
Sinthya memaparkan bahwa PLN telah merancang strategi pendanaan proyek energi hijau dalam transisi energi di Tanah Air.
PLN menargetkan pengembangan pembangkit 75 persen berbasis energi terbarukan.
Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan pendanaan yang diperkirakan mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS hingga 2033.
Untuk memperoleh pembiayaan transisi energi, satu di antara yang paling utama menurut perspektif PLN adalah menyiapkan proyek yang tepat.
"Kami punya ratusan daftar proyek mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi, termasuk juga smart grid," ucapnya.
Menurut Sinthya, PLN akan terus mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber daya lokal untuk memastikan transisi energi berjalan sesuai rencana.
Baca juga: Hari Listrik Nasional, Inisiatif PLN Banten Pasok Listrik Buka Peluang Sektor Pertanian Tumbuh Pesat
Beberapa partner institusi keuangan yang memberikan dukungan untuk transisi energi PLN di antaranya World Bank, Asian Development Bank (ADB) hingga Just Energy Transition Partnership (JETP).
Dalam dua tahun terakhir, PLN telah mendapatkan sekitar 2,9 miliar dolar AS dan saat ini sedang berdiskusi dengan ADB untuk pembiayaan sekitar 4,8 miliar dolar AS.
"Kami juga tengah berbicara dengan beberapa investor lain dan total potensi pendanaan yang sudah kami miliki saat ini sebesar 46,9 miliar dolar AS,” katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/talhskow-di-azerbeijan-pln.jpg)