Gegara Alih Fungsi Lahan, Banten Hadapi Ancaman Ketahanan Pangan

Sawah eksisting di Tanah Jawara menyusut sebesar 5 persen. Hasil audit BPN dari luas baku (Sawah) Banten yang awal 204 ribu hektar.

Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Glery Lazuardi
Dok. Kementerian Pertanian
Ilustrasi sawah. Alih fungsi lahan sawah menjadi ancaman nyata untuk ketahanan pangan. Provinsi Banten yang menjadi salah satu daerah penyuplai beras Indonesia mengalami ancaman itu. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Alih fungsi lahan sawah menjadi ancaman nyata untuk ketahanan pangan

Provinsi Banten yang menjadi salah satu daerah penyuplai beras Indonesia mengalami ancaman itu.

Baca juga: Terendam Banjir, 1000 Hektar Sawah di Banten Gagal Tanam

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten, Agus Tauhid mengatakan, sawah eksisting di Tanah Jawara menyusut sebesar 5 persen. 

Kata dia, hasil audit BPN dari luas baku (Sawah) Banten yang awal 204 ribu hektar.

"Sedangkan SK ATR BPN (Sawah eksisting) 154 ribu hektar, berarti ada deviasi secara rata 5 persen," kata Agus, Jumat (6/12/2024).

Menurut Agus, penyusutan sawah tersebut lantaran ada sejumlah pengembang perumahan hingga pergudangan mengabaikan pola ruang di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Ia mencontohkan, di Kota Tangerang kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) nol. 

Sedangkan di wilayah itu masih ada 150 hektar sawah eksisting.

"Ada catatan mengabaikan pada pola ruang, untuk perumahan, pergudangan, untuk lahan sawah yang masih eksisting," katanya.

Ironinya untuk 20 tahun kedepan sawah di Provinsi Banten akan mengalami penyusutan signifikan. 

Bahkan dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) sawah di Provinsi Banten hanya 123 hektar.

"Pada Perda nomor 1 tahun 2023 bahwa KP2B Banten untuk 20 tahun kedepan sawah Banten tinggal ada 123 ribu hektar," jelas Agus.

Baca juga: Pilkada Tangsel 2024, KPU Gelar PSU di Jombang, Pamulang, dan Sawah Baru

Agus berharap, luas sawah eksisting di Provinsi Banten kedepan sesuai dengan KP2B tak kembali mengalami penyusutan. 

lanjut dia, menjadi tantangan serius Distan Banten untuk dapat mengembangkan sawah tersebut dapat mencukupi kebutuhan pangan di Tanah Jawara.

"Kita amankan, bagaimana sawah yang tersisa bisa mengamankan kebutuhan pangan," ungkapnya.

Untuk itu dijelaskan Agus, pihaknya tengah fokus melakukan pembangunan bendungan dan irigasi agar dapat mengairi sawah yang masih tersisa tersebut.

"Kita berusaha agar sawah di Banten bisa 3 kali panen, gimana caranya ya dengan pengairan, kalau air cukup terus mengalir itu bisa," pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved