Kisah Wanita Paruh Baya asal Pandeglang, 11 Tahun Jadi Pengusaha Kolang-kaling Musiman saat Ramadhan
Juha (54), warga Kampung Bangko, Desa Dahu, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, pengusaha kolang-kaling musiman Ramadhan.
Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Juha (54), warga Kampung Bangko, Desa Dahu, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, merupakan seorang pengusaha kolang-kaling musiman Ramadan.
Di usia yang tidak lagi muda, perempuan paruh baya itu menggerakkan badannya untuk mengolah biji kolang-kaling untuk di jual.
Kolang-kaling merupakan salah satu makanan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang sebagai bahan menu berbuka puasa, seperti kolak dan rujak.
Dalam proses pembuatannya, Juha tidak sendiri, melainkan dibantu oleh warga setempat.
Mulai dari anak-anak hingga ibu rumah tangga.
"Iya dibantu sama yang lain juga, karena ada upahnya juga," katanya saat ditemui di lokasi pembuatnya, Minggu (2/3/2025).
Untuk mengolah biji kolang-kaling di musim Ramadan, tentunya tidak semua orang bisa lakukan, sebab memiliki resiko besar yaitu gatal-gatal.
Baca juga: Ngabuburit Ala Warga Kota Serang, Menanti Buka Puasa Dengan Mancing Ikan di Kubangan Air Dekat KP3B
"Iya cuma musiman, tapi bagi yang tidak pandai mengolah dan berakibat gatal-gatal," ujaranya.
Usaha yang dia lakoni sekarang ini, ternyata bukan lah hal yang baru, melainkan sudah 11 tahun.
Setiap bulan Ramadan, ia selalu memulai usaha kolang-kaling.
Baca juga: Rekomendasi 5 Tempat Ngabuburit di Kota Serang saat Puasa Ramadhan 1446 H
Juha mengatakan, usaha kolang-kaling diperkirakan akan sampai lebaran hari Raya Idul dul Fitri, dikarenakan peminat kolang-kaling banyak.
"Perkiraan sampai lebaran Idul Fitri nanti, permintaan soalnya mengalami peningkatan," katanya.
Juha mengolah kolang-kaling, sejak 5 hari sebelum Ramadan.
Dari mulai proses pengambilan, sampai proses pengolahan.
Untuk mendapatkan buah kolang-kaling, Juha mengambil dari kebun milik sendiri dan beli dari orang lain.
"Jadi sebagian dapat beli, sebagian dapat dari kebun sendiri," ujaranya.
Keuntungan yang Juha dapat dari mentahan buah yang belum diolah sebanyak 5 kuintal, akan menjadi 25 kilogram setelah diolah.
Dari 25 kilogaram akan menghasilkan uang sebesar Rp 200.000 sampai dengan Rp 250.000.
"Itu kalau mentahnya 5 kuintal, maka jadi 25 kilogaram," katanya.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur, Diskon 50 Persen Selama Ramadhan 2025
Bagi masyarakat di kampungnya, Juha sudah terkenal pengusaha kolang-kaling musiman.
Sehingga bagi masyarakat yang membutuhkan kolang-kaling bisa langsung datang ke rumahnya.
Penjualannya pun tidak hanya di rumah saja, melainkan juga dikirim ke pasar.
"Lumayan cukup terkenal, bahkan suka banyak datang ke sini juga," katanya.
Juha mengaku, bahwa buah kolang-kaling sekarang ini sudah cukup langka, sehingga untuk mencarinya pun sangatlah tidak mudah.
"Iya sekarang pohon nya sudah banyak yang ditebang, makanya agak susah juga cari nya," ungkapnya.
Dari hasil penjualan buah kolang-kaling, uang yang didapatkan Juha pakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Iya untuk kebutuhan sehari-hari, karena kita juga hanya memanfaatkan momentum saja," pungkasnya.
Es Buah Kolang-Kaling
Kolang Kaling
Tips Memilih Kolang Kaling
Tips Mengolah Kolang Kaling
kisah hidup
kisah inspiratif
Kisah Pujiono, Dulu Buruh Pabrik, Kini Sukses Jalani Bisnis Jual-Beli Motor Bekas di Tangerang |
![]() |
---|
Kisah Suherman, Perajin Miniatur Budaya Banten Asal Serang, Sukses Hingga Ekspor ke Manca Negara |
![]() |
---|
Kisah Ade Imanudin, Warga asal Pandeglang Sukses Budidaya Ikan Koi: Berawal Dari Hobi |
![]() |
---|
Kisah Edwar Afriatna, Pengusaha Muda Asal Tangerang Raup Puluhan Juta Sebulan dari Sampah Plastik |
![]() |
---|
Kisah Hery Yuanda, Anak Tukang Sampah asal Kota Cilegon Lolos Kuliah ke China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.