Perang Dagang China vs AS Memanas, Impor dari Amerika Dikenakan Tarif Jadi 84 Persen

Perang dagang China vs Amerika Serikat semakin memanas. Kini Negeri Tirai Bambu menaikan tarif impor 84 persen terhadap seluruh produk AS.

Editor: Abdul Rosid
Kompas TV
Perang dagang China vs Amerika Serikat semakin memanas. Kini Negeri Tirai Bambu menaikan tarif impor 84 persen terhadap seluruh produk asal Negeri Paman Sam. 

TRIBUNBANTEN.COM - Perang dagang China vs Amerika Serikat semakin memanas. Kini Negeri Tirai Bambu menaikan tarif impor 84 persen terhadap seluruh produk asal Negeri Paman Sam.

Hal itu dilakukan China untuk membalas kenaikan tarif impor yang dilakukan oleh Presiden Amerika Donald Trump.

Kenaikan tarif tersebut diumumkan oleh Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China pada Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Prabowo Target Akhir Tahun 2025 Indonesia Tak Lagi Impor Beras - Jagung: 3 Tahun Lebih Cepat!

Dalam pernyataan yang dilaporkan Global Times, lembaga tersebut menyebut langkah AS sebagai sebuah kesalahan yang serius.

”Peningkatan tarif AS terhadap China adalah kesalahan di atas kesalahan; itu secara serius melanggar hak dan kepentingan sah China dan sangat merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis pada aturan,” tulis pernyataan resmi lembaga itu dikutip dari Anadolu.

Selain menaikkan tarif, pemerintah China juga menambahkan enam perusahaan asal AS ke dalam daftar entitas tidak dapat dipercaya (unreliable entity list). 

Secara terpisah, sebanyak 12 perusahaan Amerika lainnya dimasukkan ke dalam daftar kontrol ekspor.

Kebijakan ini memperluas pembatasan perdagangan terhadap entitas asing yang dianggap membahayakan keamanan nasional dan kepentingan strategis China.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk tekanan balik terhadap kebijakan perdagangan AS yang semakin ketat. 

Dalam beberapa waktu terakhir, Trump gencar menerapkan tarif terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk sekutu tradisional AS, dan menjadikan China sebagai target utama.

Sebelumnya, Amerika Serikat secara resmi menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari China menjadi 104 persen mulai Rabu.

Kebijakan ini merupakan lanjutan dari rangkaian tindakan proteksionis yang dijuluki Trump sebagai “Liberation Day Tariffs”.

Menanggapi hal tersebut, pihak China menyatakan tidak akan mundur. 

“Jika AS bersikeras terus meningkatkan pembatasan ekonomi dan perdagangan, China memiliki tekad kuat dan cukup sumber daya untuk mengambil tindakan balasan yang diperlukan dan berjuang hingga akhir,” tulis Kementerian Perdagangan China dalam white paper yang diterbitkan hari yang sama.

Dalam dokumen kebijakan tersebut, China juga menuduh AS melanggar komitmen yang dibuat dalam perjanjian dagang fase pertama yang dicapai pada masa jabatan pertama Trump. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved