Kabar Gaza Palestina

Dinilai Hanya Janji Palsu, Warga Gaza Palestina Ragukan Rencana Damai Gaza Usulan Donald Trump

Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi menyepakati rencana perdamaian 20 poin

Editor: Ahmad Haris
khaberni/tangkap layar
PENGUNGSI GAZA - Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Banyak warga Palestina yang berada di Gaza skeptis terhadap usulan perdamaian Trump, mereka menilai janji itu penuh keraguan dan belum memberi harapan nyata bagi Gaza.  

TRIBUNBANTEN.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, resmi menyepakati rencana perdamaian 20 poin yang disebutnya sebagai “salah satu hari terhebat dalam peradaban.”

Melansir Tribunnews, rencana ini menurut Trump, dapat membuka jalan menuju berakhirnya perang di Gaza yang telah merenggut ribuan korban selama dua tahun terakhir tepatnya sejak 7 Oktober 2023 silam.

Meski sebagian warga menyimpan harapan akan berakhirnya perang, banyak pula yang menyatakan keraguan mendalam terhadap usulan tersebut.

Baca juga: Trump Akhirnya Terima Proposal Kemerdekaan Palestina, Prabowo Jadi Pertimbangan

Adalah Atta Al Jazzar, warga Gaza yang mengaku ragu akan proposal damai yang diajukan Trump.

Menurutnya, pengalaman panjang warga Palestina dengan janji-janji politik internasional membuat banyak orang pesimis bahwa kesepakatan kali ini benar-benar akan membawa perubahan nyata.

“Orang-orang masih berharap mungkin rencana ini akan memberikan peluang, tetapi sejujurnya kami tidak percaya pada Trump atau Netanyahu,” ujar Al Jazzar dikutip dari CNN International.

Nada serupa terdengar dari Raed Sobh, yang menilai pernyataan Trump hanya sekedar retorika politik yang telah berulang kali terdengar tanpa tindak lanjut nyata.

Namun, ada pula suara berbeda, seperti Mohamed Mansour dari Gaza utara, yang mendukung segala upaya untuk mengakhiri perang.

“Biarkan orang-orang hidup. Kami lelah. Kami ingin perang berakhir hari ini, bukan besok,” katanya, setelah kehilangan istri dan anak-anaknya.

Skeptisisme warga Gaza sendiri berakar pada sejarah panjang kegagalan proses perdamaian sebelumnya. Usulan-usulan yang datang dari Amerika Serikat sering kali dianggap berat sebelah, lebih menguntungkan Israel, dan tidak benar-benar menjawab tuntutan rakyat Palestina.

Selain itu, syarat dalam proposal terbaru seperti melucuti senjata Hamas dan menyingkirkannya dari pemerintahan Gaza dinilai sulit diterima oleh sebagian kelompok Palestina, sehingga menambah keraguan akan keberhasilan rencana ini.

Dengan kondisi itu, usulan damai Trump dipandang menghadapi ujian berat. Bagi warga Gaza, harapan untuk hidup damai tetap ada, namun kepercayaan terhadap janji politik luar negeri terutama dari Washington dan Tel Aviv semakin tipis.

Isi Proposal Perdamaian Trump

Dalam dokumen yang diajukan, Trump menawarkan langkah bertahap yang mencakup pertukaran tahanan.

Sebanyak 250 tahanan Palestina dengan hukuman seumur hidup serta 1.700 tahanan lainnya akan dibebaskan, dengan imbalan pelepasan 48 sandera yang ditahan Hamas, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved