Update Korban Ledakan di Pelabuhan Iran, 14 Orang Luka, 750 Alami Luka
Berdasarkan laporan, 764 menjadi korban dalam ledakan di Iran tersebut. Jumlah tersebut di antaranya 14 orang dinyatakan tewas.
TRIBUNBANTEN.COM - Update korban tewas dan luka pada insiden ledakan di Pelabuhan Iran, Minggu (27/4/2025).
Berdasarkan laporan, 764 menjadi korban dalam ledakan di Iran tersebut. Jumlah tersebut di antaranya 14 orang dinyatakan tewas.
Sementara, 750 mengalami luka-luka pada insiden yang terjadi di Shahid Rajaee, Provinsi Hormozgan, Iran selatan, Sabtu (26/4/2025).
"Sejauh ini, 14 orang tewas dan 750 orang terluka dalam ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas," kata Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni di Telegram, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Kalender Hijriah 1446, dan Daftar Hari Libur Nasional Bulan Mei 2025
Kebakaran kian memburuk sampai membuat semua sekolah dan kantor di Bandar Abbas, ibu kota Provinsi Hormozgan, ditutup di area dengan radius 23 kilometer dari lokasi kebakaran.
Stasiun televisi Pemerintah Iran melaporkan, langkah ini diambil agar pihak berwenang dapat memfokuskan upaya mereka pada penanganan darurat.
Sekitar 10 jam setelah ledakan awal terjadi, intensitas kebakaran dilaporkan terus meningkat.
Asap tebal yang menyesakkan udara menyebar ke seluruh kawasan pelabuhan dan sekitarnya.
Angin kencang turut memperparah situasi dengan menyulitkan upaya pemadaman api, menurut keterangan reporter TV pemerintah di lokasi.
Shahid Rajaee merupakan pelabuhan komersial terbesar di Iran, terletak strategis di dekat Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui sekitar seperlima produksi minyak dunia.
Jaraknya lebih dari 1.000 kilometer di selatan Teheran dan merupakan pelabuhan peti kemas paling maju di Iran.
Penyebab ledakan pelabuhan Iran masih diselidiki
Hingga kini, penyebab ledakan belum diketahui secara pasti.
Namun, kantor bea cukai pelabuhan dalam pernyataan yang disiarkan TV pemerintah menduga ledakan dipicu oleh kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia dan material berbahaya (hazmat).
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan simpatinya kepada para korban.
Ia mengeluarkan perintah untuk menyelidiki situasi dan penyebabnya, serta menugaskan Mendagri Momeni untuk segera turun ke lokasi.
Menurut laporan layanan darurat yang dikutip stasiun TV pemerintah, ratusan orang telah dipindahkan ke pusat medis terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Sementara itu, pusat transfusi darah provinsi mengimbau masyarakat untuk mendonorkan darah.
Berdasarkan tayangan kantor berita resmi IRNA, tim penyelamat tampak menyusuri jalan raya yang dipenuhi puing-puing.
Dalam video di media sosial, seorang pria yang merekam situasi menyebut, "Truk saya hancur total dan teman saya meninggal," sambil memperlihatkan mayat-mayat tergeletak di tanah.
Diduga Terkait Pembuatan Rudal
Ledakan besar itu terjadi diduga terkait dengan pengiriman bahan kimia yang digunakan untuk membuat propelan rudal.
Helikopter menyiramkan air dari udara ke api yang berkobar beberapa jam setelah ledakan awal.
Ledakan ini terjadi di tengah pertemuan pejabat Iran dan Amerika Serikat di Oman terkait perundingan mengenai program nuklir Teheran yang berkembang pesat.
Tidak seorang pun di Iran secara langsung menyatakan bahwa ledakan itu berasal dari sebuah serangan.
Akan tetapi, sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengakui bahwa "dinas keamanan Iran dalam keadaan siaga tinggi mengingat adanya contoh-contoh sebelumnya tentang upaya sabotase dan operasi pembunuhan".
Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni menyampaikan jumlah korban kepada media pemerintah.
Namun, hanya ada sedikit rincian tentang apa yang memicu kebakaran di luar Bandar Abbas, yang terjadi hingga Sabtu malam, yang menyebabkan kontainer lain dilaporkan meledak.
Perusahaan keamanan mengatakan pelabuhan menerima bahan kimia untuk bahan bakar rudal.
Pelabuhan tersebut menerima kiriman bahan kimia bahan bakar rudal pada bulan Maret, kata firma keamanan swasta Ambrey.
Bahan bakar tersebut merupakan bagian dari kiriman amonium perklorat dari Cina oleh dua kapal ke Iran yang pertama kali dilaporkan pada bulan Januari oleh Financial Times.
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat propelan padat untuk roket tersebut akan digunakan untuk mengisi kembali persediaan rudal Iran, yang telah habis akibat serangan langsungnya terhadap Israel selama perang dengan Hamas di Jalur Gaza .
“Kebakaran itu dilaporkan terjadi akibat penanganan yang tidak tepat terhadap pengiriman bahan bakar padat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam rudal balistik Iran,” kata Ambrey.
Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh The Associated Press menyebutkan salah satu kapal diyakini membawa bahan kimia di sekitar lokasi pada bulan Maret, seperti yang dikatakan Ambrey.
Iran belum mengakui telah menerima kiriman tersebut.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com
Kecelakaan Hari Ini di Ruas Tol Semarang-Solo, Sebuah Avanza Masuk Parit: 1 Orang Tewas, 6 Luka-luka |
![]() |
---|
PECAH! Mela Nangis Histeris saat Tahu Putrinya di Pesta Nikahan Anak KDM dan Wabup Garut |
![]() |
---|
Telan 3 Korban Tewas! Dedi Mulyadi Baru Ungkap Soal Restu Resepsi Nikahan Putri Karlina dan Maula |
![]() |
---|
Tragedi Pesawat Air India Timpa Asrama Kedokteran: 242 Orang Tewas, Termasuk Mahasiswa Jadi Korban |
![]() |
---|
Kecelakaan Hari Ini di Tol Solo-Ngawi, 2 Orang Tewas di Hari Raya Idul Adha 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.