DPUPR Kota Cilegon Ungkap Penyebab Rusaknya JLS Padahal Belum Lama Diperbaiki

TribunBanten.com/Muhammad UqelLaporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel 

TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cilegon, TB Dendi Rudiatna menyebutkan, kerusakan jalan lingkar selatan (JLS) Kota Cilegon disebabkan akibat sering dilalui kendaraan over kapasitas.

Selain itu, kata Dia, buruknya kondisi drainase di sepanjang jalan lingkar selatan yang kerap menyebabkan genangan air saat turun hujan.

Sehingga, lanjut Dia, kondisi aspal di JLS Kota Cilegon cepat mengalami kerusakan.

Baca juga: Pecak Bandengnya Terkenal Enak, Rumah Makan di Cilegon Barat Ini Punya Cabang di JLS dan Kota Serang

"Sebetulnya, kalau saja tidak sering dilintasi kendaraan Odol, bisa kuat sampai satu bulan lebih, jadi itu akibat kendaraan besar ditambah drainase nya buruk," ujar Dendi, Kamis, (1/5/2025).

Dikatakan Dendi, pengaspalan JLS sebelumnya itu sengaja dilakukan hanya untuk menyambut kendaraan arus mudik.

Kemudian, lanjut Dendi, pihak penyedianya juga langsung dari PU.

"Itu tidak ada masa pemeliharaannya, karena memang hanya untuk persiapan mudik," ucapnya.

Selanjutnya, kata Dendi, atas kerusakan JLS yang saat ini terjadi, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk minta bantuan perbaikan.

Di tambah, kata Dendi, untuk tahun ini Pemkot Cilegon tidak memiliki anggaran untuk melakukan perbaikan JLS.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, meminta bantuan perbaikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kondisi Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon kembali mengalami kerusakan pada bagian permukaan jalan yang sempat di aspal beberapa waktu yang lalu oleh Pemkot Cilegon.

Baca juga: Jadi Penyebab Utama Kematian, RS di JLS Cilegon Ini Tingkatkan Kualitas Pengobatan Penyakit Jantung

Pantauan di lokasi, sejumlah pengendara terlihat mengurangi laju kendaraannya saat melewati jalan lingkar selatan tersebut.

Beberapa titik jalan lingkar selatan mengalami retak dan berlubang serta kerikil bekas aspal berceceran.

Titik paling parah terjadi di permukaan jalan jembatan, yang diduga akibat tergenang air lantaran kondisi drainase di lokasi tersebut tidak berfungsi.