Komentar Hanung Bramantyo Setelah Nonton Merah Putih One For All: Kesannya Kalian Membuang Uang

Film animasi Merah Putih One For All juga mendapat sorotan tajam dari sutradara kenamaan Hanung Bramantyo.

Editor: Vega Dhini
Tribunnews/M Alivio Mubarak Junior
SEPI PENONTON - Poster film Merah Putih One for All di Kelapa Gading XXI. Film animasi Merah Putih One For All juga mendapat sorotan tajam dari sutradara kenamaan Hanung Bramantyo. 

TRIBUNBANTEN.COM - Film animasi Merah Putih One For All telah tayang serentak di sejumlah layar lebar Indonesia pada Kamis, 14 Agustus 2025.

Hingga berita ini ditulis, sejumlah bioskop Cinema XXI masih merilis jadwal tayang Merah Putih One For All pada hari ini, Jumat, 15 Agustus 2025.

Cinema XXI, juga dikenal sebagai PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia.

Berdasarkan pantauan di situs resmi Cinema XXI, bioskop XXI di Jakarta yang menayangkan Merah Putih One For All adalah Kelapa Gading XXI, Kemang Village XXI dan Puri XXI.

Dalam sinopsisnya, film Merah Putih One For All bercerita tentang sekelompok anak terpilih yang menjadi "Tim Merah Putih" di sebuah desa.

Anak-anak tersebut berasal dari berbagai latar belakang budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa.

Desa tersebut sedang menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia.

Namun 3 hari sebelum upacara, bendera Merah Putih hilang.

"Tim Merah Putih" bersatu dalam misi heroik menyelamatkan bendera Merah Putih yang hilang secara misterius.

Diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, film animasi Merah Putih One For All disutradari oleh Endiarto dan Bintang Takari.

Sebelum resmi ditayangkan, film Merah Putih One For All sempat banjir kritikan dari warganet.

Tak sedikit yang menilai bahwa Merah Putih One For All tidak layak untuk ditayangkan di bioskop-bioskop.

Film animasi Merah Putih One For All juga mendapat sorotan tajam dari sutradara kenamaan Hanung Bramantyo.

Hanung Bramantyo berkomentar dan berpesan tegas pada kreator dan investor dari film Merah Putih: One For All, usai menyaksikan film tersebut di hari pertama.

Hanung Bramantyo adalah seorang sutradara, penulis skenario, produser, dan aktor ternama di Indonesia.

Ia dikenal luas karena karya-karyanya yang menyentuh isu sosial, sejarah, dan budaya Indonesia. 

Hanung Bramantyo usai menonton film animasi ini tak menyalahkan kritik netizen.

Ia mengatkan wajar jika ada kecurigaan atau prasangka buruk netizen di media sosial tidak bisa disalahkan karena setelah melihat hasilnya.

Hanung bahkan tak ragu mengatakan jika ada proses yang tidak jujur terjadi dalam pembuatan film animasi bertema kemerdekaan itu.

Apalagi sebelumnya beredar kabar bahwa animasi itu dibuat dan didanai dengan budget Rp 6-7 miliar, meskipun pada akhirnya sudah diklarifikasi bahwa itu tidak benar.

“Jangan salahkan netizen kalau melihat ini ada udang di balik batu pada pembuatan film ini. Ada proses yang gak jujur yang ada di sini," ucap Hanung Bramantyo di kawasan Kemang Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).

"Jangan salahkan netizen kalau kami berprasangka seperti itu, karena kami melihat hasilnya tidak seperti itu kalau dialokasikan dananya 6-7 miliar secara proporsional,” tegasnya.

Hanung kemudian mengingatkan para kreator atau investor yang ingin terjun ke dunia film, khususnya animasi.

Melihat kontroversi film Merah Putih One For All' yang disebut menelan biaya produksi miliaran rupiah, Hanung mengingatkan soal investasi uang miliaran tidaklah sedikit.

“Buat semua kreator yang mau bikin film, terutama investor, hati-hati untuk menginvestasikan uang," tuturnya.

"Uang 6 miliar itu gak kecil, itu gede. Ketika mau bikin film terutama animasi, tolong pilih orang-orang yang memang punya passion di bidangnya dan kredibel,” kata Hanung.

Ia menilai pengelolaan dana yang tidak tepat sasaran membuat proyek film seperti ini terkesan sia-sia. 

“Ini kesannya kalian membuang uang dan tidak sepadan dengan itu,” bebernya.

Hanung sebagai salah satu sineas yang cukup vokal menyuarakan keresahan dan kekecewaan ke industri film Indonesia setelah film animasi tersebut dapat kesempatan tayang.

Ia menilai bahwa film tersebut belum selesai proses produksi dan pengerjaan, namun sudah dipaksakan tayang.

(Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved