Sejarah dan Jadwal Pelaksanaan Tradisi Rabu Wekasan, Rabu Terakhir di Bulan Safar

Simak berikut ini sejarah dan jadwal pelaksanaan tradisi Rabu Wekasan atau Rebo wekasan YANG DIKETAHUI merupakan Rabu terakhir di bulan Safar.

Editor: Ahmad Tajudin
AI Gemini/Tribun Banten
ILUSTRASI RABU WEKASAN - Gambar ini merupakan hasil olahan chatbot Artificial Intelligence (AI) Gemini. Simak berikut ini sejarah dan jadwal pelaksanaan tradisi Rabu Wekasan atau Rebo wekasan YANG DIKETAHUI merupakan Rabu terakhir di bulan Safar. 

TRIBUNBANTEN.COM - Simak berikut ini informasi tentang sejarah dan jadwal pelaksanaan tradisi Rabu Wekasan.

Seperti diketahui, tradisi Rabu wekasan hingga saat ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Dilansir dari Tribunnews, yang mengutip dari laman baznas.go.id, Rabu wekasan atau Rebo wekasan merupakan Rabu terakhir di bulan Safar.

Apa Itu Rabu Wekasan?

Rabu wekasan berasal dari kata Rebo Kasan atau Rebo Pungkasan, yang diartikan sebagai hari yang memiliki makna khusus bagi sebagian umat Islam.

Baca juga: Arti Lahaula Wala Quwata Illa Billahil Aliyil Adzim, Potongan Dzikir dan Doa Jaminan Masuk Surga

Hari ini kerap dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan, mulai dari hari sial hingga hari yang penuh keberkahan.

Rabu terakhir bulan Safar sering dianggap sebagai hari yang penuh dengan bencana atau musibah.

Beberapa kalangan percaya bahwa pada hari ini, Allah menurunkan berbagai macam cobaan atau ujian kepada umat manusia.

Maka, banyak orang yang merasa perlu melakukan berbagai amalan atau tradisi khusus untuk menolak bala atau menghindari kesulitan yang diyakini turun pada hari tersebut.

Baca juga: Arti Ya Robbi Ballighna Nazuruh, Doa Agar Disegerakan ke Tanah Suci Lengkap dengan Tulisan Arabnya

Kepercayaan ini berasal dari cerita-cerita yang berkembang di masyarakat, namun tidak semua kalangan Islam sepakat dengan pandangan ini.

Tetapi sebagian ulama dan cendekiawan Muslim berpendapat bahwa keyakinan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam dan lebih merupakan hasil dari kepercayaan lokal yang bercampur dengan budaya.

Adanya tradisi Rabu Wekasan ini pertama kali dilaksanakan saat masa Wali Songo.

Mengutip dari desasuci.gresikkab.go.id, pada mitos Rabu wekasan dipercaya akan ada lebih dari 320.000 sumber penyakit dan marabahaya serta bencana.

Masyarakat diminta untuk memperbanyak ibadah dan berdoa saat Rabu wekasan, agar orang-orang dapat terhindar dari penyakit, musibah, hingga malapetaka yang mungkin terjadi.

Kapan Rabu Wekasan Tahun 2025?

Menurut kalender Hijriyah dari Kementerian Agama (Kemenag), hari terakhir atau tanggal 30 Safar 1447 Hijriah jatuh pada Ahad Pon, 24 Agustus 2025, mendatang.

Maka hari Rabu terakhir di bulan Safar 1447 Hijriah terjadi pada Rabu Wage, 20 Agustus 2025.

Rabu besok merupakan hari ke-26 pada bulan Safar 1447 Hijriah.

Baca juga: Arti Wa La Ta Kulu Amwalahum Ila Amwalikum, QS An-Nisa Ayat 2 soal Larangan Memakan Harta Anak Yatim

Sejarah Rabu Wekasan

Tradisi Rabu Wekasan ini mulai muncul di abad 17-an.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, sejarah Rabu wekasan sudah ada sejak tahun 1784.

Budaya ini berasal dari Mbah Faqih Usman, tokoh kiai yang kemudian lebih dikenal dengan nama Kiai Wonokromo Pertama atau Kiai Welit.

Tradisi Rabu Wekasan pertama kali mulai dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Maluku.

Peringatan Rabu wekasan umumnya dilaksanakan dengan cara berdoa, sholat sunnah serta bersedekah.

Rebo Wekasan adalah wujud Akulturasi budaya Jawa dan agama Islam.

Namun ada pula yang menyebut, tradisi Rebo Wekasan pertama kali diadakan pada masa Wali Songo. 

Tradisi Rabu Wekasan pada umumnya dilaksanakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia seperti di Gresik, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan (Jatim), Tasikmalaya, Cirebon (Jabar), Pandeglang, Serang (Banten), dan masih banyak lagi.

 

Amalan yang Disunnahkan untuk Dikerjakan saat Rabu Wekasan

1. Shalat Sunnah

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunnah, termasuk shalat sunnah mutlak, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melakukan shalat sunnah dengan khusyuk dan ikhlas dapat meningkatkan ketenangan batin dan mendatangkan keberkahan.

2. Dzikir dan Doa

Berdzikir dan berdoa adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Mengingat Allah dengan menyebut Asmaul Husna atau membaca istighfar dapat menjadi penenang hati serta pelindung dari segala bentuk musibah.

3. Sedekah

Bersedekah kepada yang membutuhkan adalah salah satu cara untuk menarik rahmat Allah. Dalam Islam, sedekah memiliki banyak keutamaan, termasuk menolak bala dan mendatangkan keberkahan dalam hidup.

4. Membaca Al-Qur'an

Membaca dan merenungi ayat-ayat Al-Qur'an dapat memberikan pencerahan dan petunjuk hidup. Surah Yasin, misalnya, sering dibaca oleh sebagian umat Muslim pada hari-hari yang dianggap penuh dengan cobaan sebagai bentuk memohon perlindungan dari Allah.

5. Istighfar

Memohon ampunan kepada Allah dengan memperbanyak istighfar adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa dan mendapatkan perlindungan dari segala keburukan.

 

Sumber : Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved